"hu... hu... kalau nggak ada pak RT udah kami usir kau dari kampung ini Yadi." Sorak para warga sambil berjalan pulang.
Yadi pun tertawa dan berucap, "Hahaha... kemana para penjajah ini tadi. Ternyata mereka takut denganku sang raja kerajaan sawit.. hahaha..., Pak RT mulai sekarang kamu saya lantik menjadi jendral perang hahaha"
"Hmmm... orang stres, udah Pak RT cuekin saja makan pecel dulu." Ajak Sutik yang kembali berjualan.
"Jangan lupa minum jamunya Sari juga Pak RT." Imbuh Sari.
"Iya baiklah saya sarapan dulu setelah itu minum jamu, oh iya sekalian Yadi beri makan nanti saya yang bayar!" Pinta Pak RT
Yadi menyaut, "Saya adalah raja kerajaan sawit dan kalian rakyatku bayarlah pajak kerajaan." Ucap Yadi sambil menyaut nasi pecel di tangan bu sutik yang telah disiapkan untuk Pak RT.
"He... itu buat Pak RT, jangan diambil." Teriak Sutik.
"Sudah tidak apa-apa, buatkan lagi saja." Jawab Pak RT dengan tenang.
      Beberapa saat setelah Pak RT dan Yadi menikmati nasi pecel dan jamu yang disediakan. Pak RT pun mendapat keluhan dari Sari dan Sutik tentang hilangnya warga kampung Sawit yang bernama Mbah Wali. Akhirnya Sari bertanya pada Pak RT
"Pak RT, sebenarnya Mbah Wali itu dimana sekarang sudah sekitar satu minggu dia tidak kelihatan. Padahal jasanya juga besar pada warung saya ini, sebelumnya warung saya sepi pembeli tapi setelah minta jampi-jampi dan do'a ke Mbah Wali, warung saya jadi laris."
Sutik pun menambahi, "Iya benar Pak RT jualan jamu saya awalnya juga sepi setelah diberi jampi-jampi semacam campuran garam dan gula oleh Mbah Wali. Kemudian Saya taburkan di depan lapak jamu, besoknya penjualan jamu langsung meningkat pesat."