Pendidikan di SMA yang aku tempuh tak pernah mampu menjawab pertanyaan itu. Apakah rumus-rumus fisika dan matematika yang aku pelajari bisa menyelesaikan persoalanku saat ini? Hingga detik ini, aku sendiri tidak tahu, mengapa dan untuk apa rumus-rumus itu harus aku pelajari. Guru tak pernah menjelaskannya. Dan aku tak menyalahkan mereka.
Bekerja agaknya menjadi pilihan paling masuk akal untukku. Tapi di mana? Perusahaan mana mau terima lulusan SMA yang belum berpengalaman?
“Ada lowongan di pabrik,” kata temanku yang juga tetanggaku, “mau coba ngelamar, enggak?”
Yeah, pabrik. Sepertinya memang tempat itu yang paling mungkin mau menerima aku. Surat lamaran dibuat. Bersama temanku itu, kami pergi ke Citeureup, lokasi pabrik itu berada. Namun, baru sampai pos satpam, maksud kami sudah harus diakhiri.
“Udah enggak ada lowongan, Dik!”
Seorang tetanggaku yang lain mengajakku ke kawasan industri di Cikarang. Kali ini agaknya nasibku lebih baik.
“Ada keperluan apa?” tanya salah seorang satpam.
“Kami mau melamar, Pak” kata temanku.
“Oh, serahkan saja lamaran kepada kami,” kata satpam itu, “nanti diproses.”
“Tidak langsung dites, Pak?”
“Nanti dipanggil.”