Mohon tunggu...
Denny
Denny Mohon Tunggu... Wiraswasta - Santri dan Guru

Denny Juzaili. Saya pedagang pak, doain ya biar laris, jualan saya bisa dilihat di http://jubahsaudiproduct.blogspot.com , di www.aqiqahjakarta.com, di www.fatahillahdk.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pelajaran Umum di Pesantren dan Sekolah Agama

19 Oktober 2024   08:08 Diperbarui: 19 Oktober 2024   08:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka sebagaimana rasulullah sudah menyampaikan wasiat terpentingnya 

. .

Saya akan meninggalkan di tengah tengah kalian semua dua perkara yang nyata. Yang selama kalian berpegang teguh mengimplementasikan dan hidup dengan pedoman keduanya, maka kalian selamanya tidak akan tersesat di dunia maupun akhirat. Yaitu Kitab Allah dan Sunnah utusannya.

Oleh karena itu maka sebagaimana Imam Syafii juga pernah menyampaikan : ilmu adalah semua yang difirmankan Allah dan disabdakan rasul-Nya. Sedangkan selain keduanya, hanya hembusan was was setan.

Ucapan beliau rahmatullah alaih benar dan di zaman ini sudah kita lihat bukti-buktinya. Semua ilmu yang bukan dari Al-Qur'an dan sunnah shahihah, maka tidak akan lepas dari kritik, kelemahan, terbukti salah di masa depan, perubahan dan revisi, dan lain lainnya meskipun sekian ratus tahun sudah musuh Allah menyebarkan propaganda dan program otak bahwa sains modern yang sudah melewati proses penelitian ilmiah dan ujian versi mereka, maka itu harus diyakini kebenaran. Sampai sampai ada orang islam yang memakan propaganda mereka mentah-mentah, ketika hasil olah prinsip ilmiah mereka berseberangan dengan syariat islam, malah syariat islam yang mereka tolak, dianggap lebih rendah dari olah pikirnya. Dengan cara pikir seperti ini pelakunya berada di bahaya yang besar yaitu tanpa sadar semakin jauh dari nilai agama yang benar.

Atas dasar potensi bahaya ini dan maslahat tidak murni, dan sebenarnya pelajar pesantren tidak darurat juga ilmu tersebut disampaikan di dalam kelas sampai alokasi khusus harian, juga sudah ada orang muslim lain yang mempelajarinya. Ditambah lagi ilmu-ilmu tersebut sudah menjadi materi non-kurikulum sekolah dalam bentuk praktis, pengurus tidak pernah abai dengan membekali pelajarnya sesuatu yang dibutuhkan di masa depan agar mandiri dan kuat tatkala mengabdi di masyarakat menyampaikan ilmu agama. Maka belajar Al-Qur'an dan sunnah shahihah semakin tidak terbantahkan harus dituntut dan dipelajari. Karena maslahatnya bersifat mutlak di dunia dan akhirat, dulu sekarang dan akan datang, usia muda pertengahan maupun tua, sehat maupun sakit, miskin maupun kaya, warga pedesaan maupun perkotaan, guru ataupun buruh bahkan profesi apapun, rakyat jelata ataupun pemimpin. Mudharatnya nol, tidak ada sama sekali. Dengannya manusia selamat hatinya, perbuatan badannya, ucapannya. selamat dunia dan akhirat.

Hal ini sudah terbukti di masa kenabian dan generasi emas setelahnya. Di mana dengan dua hal itu yang mereka pegang kuat, mereka bisa menguasai hampir semua belahan bumi yang dikatakan peradaban sosial dan teknologinya lebih dulu maju dibanding peradaban arab saat itu.

Bahkan keturunan generasi emas tersebut yang mereka tumbuh besar dengan kitabullah dan sunnah rasul, di kemudian waktu kemudian, mereka semuanya mengejar bahkan melampaui kemajuan dunia orang-orang romawi dan persia, dan sekitarnya. Untuk memudahkan atau semakin besar merealisasikan ibadah kepada Allah dengan lebih baik, ditemukannya produk-produk ide dan barang mulai dari yang kecil seperti sabun untuk kebersihan, alat alat kesehatan dan pengobatan hingga keahlian bersifat ide dan pengetahuan sangat tinggi seperti aljabar, trigonometri, penghitungan hari, ilmu sosiologi. Nama-nama mereka masyhur Al-Jazari, Al-Khawarizmi, Jabir bin Hayyan, Al-Zahrawi, Al-Battani, Ahmad bin Thulun, Al-Biruni, dan banyak lagi. Dengan pondasi al-Qur'an dan Sunnah yang kuat akan lahir manfaat tidak hanya untuk kemaslahatan muslimin dalam ubudiyah dan muamalahnya.

Kembali ke pembicaraan tentang pelajaran atau kurikulum yang dijalankan oleh pendidik muslim sejati. Pertimbangan pertama pastinya harus untuk menegakkan kemaslahatan yang bersifat darurat. Sangat dekat di depan mata kita sendiri berada jawabannya apa yang darurat itu, kemaslahatan akhirat anak-anak kita. Kita ajari mereka aqidah, kecintaan kepada Allah, kita siapkan mereka dengan Al-Qur'an dan hadits karena keduanya adalah sumber informasi yang akan menuntun mereka sukses sampai surga. Diajarkan semua hal sesuai kemampuan kita dan keterbatasan yang ada hal hal yang sangat penting berupa ibadah wajib agar terealisasi maksud maksud rukun iman yang enam lahir dan batin.

Akan tetapi perkembangan zaman yang terjadi sekarang di mana sebagian besar urusan di dunia itu dipersyaratkan dengan sertifikasi resmi bernama ijazah mau tidak mau, sedikit demi sedikit memaksa unit pendidikan untuk ikut dalam pemberian ijazah yang diakui negara, yang untuk mendapatkan itu harus mengikuti ujian pelajaran tertentu. Yang dengan ini maka mulailah masuk pelajaran pelajaran yang asalnya tidak pernah dominan diajarkan sebelumnya di unit pendidikan tersebut. Mau tidak mau dimasukkan ke dalam formasi pelajaran sebagian unit pendidikan karena pelajar harus dipersiapkan untuk ujian tadi. Efeknya pelan tapi pasti pelajaran yang diwajibkan negara menjadi pesaing bagi pelajaran mendasar di sekolah agama.

Bukan hanya mengurangi jam pelajaran ilmu agama, bersaing dalam rapat pengalokasian jam ajar, bukan hanya mengurangi waktu istirahat pelajar, bukan hanya menambah pusing mereka karena pelajaran bertambah, bukan hanya menambah lama hari ujian akhir, bukan hanya bersaing dalam waktu belajar siswa, akan tetapi juga menjadi sebab masuknya syubhat atau terkadang suatu hal yang berseberangan dari nilai agama, atau bahkan suatu materi yang sebenarnya tidak diketahui pun tidak mudharat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun