Andrew Carnegie, salah satu filantropis terbesar dalam sejarah. Ia mendonasikan lebih dari $60 juta untuk mendirikan lebih dari 2.500 perpustakaan umum di seluruh dunia pada awal abad ke-20.
Dana ini tidak hanya membangun perpustakaan, tetapi juga menyediakan endowment untuk memastikan operasional mereka berkelanjutan.
Hingga kini, lebih dari 1.500 perpustakaan Carnegie masih berdiri dan melayani masyarakat, menjadikan visinya abadi.
Faedah dari dana abadi ini dirasakan oleh jutaan orang lintas generasi. Perpustakaan-perpustakaan tersebut memberikan akses ke buku, pendidikan, dan pengetahuan yang sebelumnya hanya dapat dinikmati oleh kalangan terbatas.
Mereka menjadi pusat pembelajaran yang mendukung literasi dan pemberdayaan masyarakat. Dana abadi ini penting karena memberikan stabilitas finansial jangka panjang, memungkinkan perpustakaan untuk bertahan meskipun menghadapi krisis ekonomi atau perubahan kebijakan pemerintah.
Dalam konteks seni dan sastra, seperti Festival Puisi Esai, dana abadi memberikan panggung yang tidak hanya sementara, tetapi juga berkelanjutan. Ia memastikan bahwa warisan budaya dan literasi terus hidup.
Seperti kata Carnegie, "Kekayaan hanya memiliki nilai jika digunakan untuk kebaikan."
Dana abadi adalah warisan yang melampaui waktu, menjadikan ilmu dan seni tersedia bagi semua, tanpa batas.
-000-
Langkah ini menjadi pengingat bahwa dana abadi adalah jaminan bahwa seni dan budaya tidak terhenti oleh keterbatasan ekonomi.
Ini adalah investasi bagi generasi mendatang, memastikan bahwa panggung sastra terus ada, memberi suara bagi yang tak terdengar.