Mohon tunggu...
Denny_JA Fanpage
Denny_JA Fanpage Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Satu Pena

Kumpulan Catatan Denny JA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Neuroscience : Samudra Spiritual Berakal Di Saraf Manusia

9 November 2024   14:30 Diperbarui: 9 November 2024   15:20 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang penuh dengan tekanan, spiritualitas menjadi tempat berlindung batin. Neuroscience menunjukkan bahwa saat kita terhubung dengan aspek spiritual, otak memproduksi serotonin dan dopamin---hormon yang menenangkan dan menyeimbangkan.

Pencarian makna ini tidak hanya memuaskan pikiran kita, tetapi juga memperkaya kondisi biologis kita, memberikan stabilitas emosi yang mendalam.

Bahkan, spiritualitas memegang peran evolusioner penting. Kebaikan, empati, dan hubungan sosial yang kuat---produk dari dorongan spiritual---membantu manusia bertahan sebagai spesies.

Komunitas yang didasarkan pada spiritualitas cenderung lebih kohesif dan lebih tangguh dalam menghadapi tantangan hidup.

-000-

Menghadapi Kritik: Apa Makna dari Spiritualitas Biologis?

Ada beberapa kritik yang menyebut bahwa jika spiritualitas dijelaskan sepenuhnya sebagai proses biologis, maknanya akan terdegradasi menjadi sekadar reaksi kimia.

Apakah pencarian makna hidup hanyalah ilusi yang dipicu oleh mekanisme otak? Apakah ini mengurangi kedalaman pengalaman spiritual kita?

Jawaban yang lebih dalam justru terletak pada pemahaman ini. Neuroscience tidak mengurangi makna spiritualitas, melainkan menegaskan betapa pentingnya elemen ini bagi kehidupan kita.

Sama seperti mengetahui bagaimana otot bekerja tidak mengurangi keindahan sebuah tarian, memahami cara kerja saraf dalam spiritualitas hanya memperkaya pemahaman kita akan kebutuhannya dalam hidup.

Otak kita diciptakan untuk mencari makna, dan ini adalah anugerah evolusi yang harus kita rayakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun