Mohon tunggu...
Denny_JA Fanpage
Denny_JA Fanpage Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Satu Pena

Kumpulan Catatan Denny JA

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menambah Elemen Penghayatan Bahkan untuk Hal-Hal Kecil

29 Oktober 2024   07:08 Diperbarui: 29 Oktober 2024   07:14 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-000-

Seperti senja yang perlahan berubah warna, hidup adalah perpaduan momen-momen kecil. Keindahan hidup terletak pada cara kita menikmati dan menghargai momen tersebut.

Menambah elemen penghayatan adalah seni untuk menemukan kedamaian dalam hal-hal kecil, membuat setiap hari menjadi lebih bermakna.

Ini beberapa contoh hal yang rutin dan seolah kecil akan memberikan efek berbeda jika kita tambahkan elemen penghayatan.

Menikmati Seteguk Teh di Pagi Hari. Sebuah cangkir teh di tangan, yang biasanya kita teguk terburu-buru, dapat menjadi dunia kecil yang hangat saat dihayati.

Dalam diam, seteguk demi seteguk mengalir seperti riak sungai yang lambat, mengajak kita untuk merasakan kehangatan yang lembut di setiap rasa, aroma yang membawa ketenangan, dan detak yang melambat di dalam dada.

Keharuman teh itu seolah berbisik, bahwa ada kedamaian di antara hiruk-pikuk kehidupan, hanya jika kita berhenti sejenak untuk mendengarkannya.

Mendengar Hujan yang Turun di Luar Jendela. Biasanya, hujan dianggap suara latar yang samar, tapi dalam keheningan, hujan adalah simfoni yang menderu halus, tiap tetes bagai nada dalam orkestra alam.

Kita dapat menutup mata, mendengarkan ritme yang teratur, seolah-olah bumi sedang bernafas lega.

Dalam tetes-tetes air itu ada cerita yang abadi, perjalanan dari awan ke tanah yang menunggu untuk diserap.

Saat kita menghayatinya, hujan berubah menjadi kenangan yang lembut, mengingatkan kita pada rasa syukur bahwa bumi kita masih hidup, dan bahwa setiap tetes hujan adalah anugerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun