Mohon tunggu...
Dennis Baktian Lahagu
Dennis Baktian Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Penghuni Bumi ber-KTP

Generasi X, penikmat syair-syair Khairil Anwar, fans dari AC Milan, penyuka permainan basketball.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Tipologi Pemilih dalam Pemilihan Umum 2024

11 Februari 2024   18:43 Diperbarui: 12 Februari 2024   10:19 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melipat surat suara merupakan salah satu kegiatan dalam menghadapi Pemilu | cnbcindonesia.com

5. Voters yang sudah punya pilihan tetapi masih ragu  

Pemilih rasional yang sampai dengan berakhirnya hari kampanye masih belum memantapkan pilihannya. Kategori pemilih yang dikenal dengan sebutan swing voters, cenderung familiar dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Namun tidak tertutup kemungkinan keberadaan mereka akan memberikan dampak juga pada Pemilu Legislatif.

Swing voters merupakan pemilih yang sudah punya pilihan, namun masih belum menentukan apakah mereka akan tetap melanjutkan dukungan terhadap pilihannya, atau tidak. Ada kemungkinan tetap atapun berpindah pilihan. Bisa dikatakan sebagai pemilih yang tak loyal. Pemilih kategori ini akan terus memantau dan mencermati perkembangan terkini dari para kontestan Pemilu.

Data yang dirilis cnnindonesia.com, swing voters cenderung menaik dari setiap Pemilu. Pada Pemilu 1999, terdapat 7,3 persen dari jumlah total pemilih nasional. Kemudian naik menjadi 15,9 persen pada Pemilu 2004, 28,3 persen pada Pemilu 2009 dan 29,1 pada Pemilu 2014. Jumlahnya yang semakin meningkat dapat menjadikan Pemilu semakin unpredictable.

6. Pemilih yang sama sekali belum menentukan pilihan

Jika swing voters dikatakan sebagai voters yang dapat berpindah pilihan maka pemilih yang sama sekali belum menentukan pilihannya sampai menjelang detik-detik pemungutan suara atau dengan kata lain pemilih yang tidak tahu harus memilih apa dan siapa, disebut undecided voters.

Membaca survei Litbang Kompas terhadap 1.364 responden pada 29 November 2023 hingga 4 Desember 2023 yang laporannya diturunkan secara berturut-turut mulai Senin (11/12/2023) hingga Rabu (13/12/2023), undecided voters pada Pemilu 2024 mencapai 24,9 persen.

Dalam kategori ini, pemilih merupakan orang-orang yang memiliki pemikiran kritis, berusia matang, memiliki pemahaman politik pemerintahan yang baik serta membangun parameter, persepsi dan argumentasi yang tinggi atas pilihannya. Memilih karena factor kekerabatan, balas jasa dan popularitas tidak ada dalam kamus kelompok undecided voters.

7. Kelompok pemilih yang apatis dan golput

Istilah Golongan Putih atau disingkat Golput mulau dikenal sejak Pemilu 1971. Saat itu sejumlah kelompok pemuda, pelajar dan mahasiswa melakukan gerakan moral memprotes pelaksanaan Pemilu pertama di awal Orde Baru. Mereka menamakan gerakan moral ini sebagai Golongan Putih karena menilai tidak adanya seorang pun tokoh dan wadah politik yang mewakili aspirasi rakyat. Gerakan moral ini lahir akibat kebijakan Pemerintah yang membatasi julah peserta Pemilu dan menyerukan agar masyarakat tidak mau memilih atau menusuk bagian putih pada surat suara yakni bagian yang tidak bergambar.

Dalam perkembangannya, istilah Golput dilekatkan pada kelompok pemilih yang tidak mempergunakan hak memilihnya dengan sengaja. Memilih untuk tidak memilih juga merupakah hak namun memilih menjadi golput merupakan pilihan yang tidak bijak mengingat satu suara dapat mempengaruhi kepemimpinan dan perjalanan pemerintahan selama lima tahun kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun