Mohon tunggu...
Dennis Baktian Lahagu
Dennis Baktian Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Penghuni Bumi ber-KTP

Generasi X, penikmat syair-syair Khairil Anwar, fans dari AC Milan, penyuka permainan basketball.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Tipologi Pemilih dalam Pemilihan Umum 2024

11 Februari 2024   18:43 Diperbarui: 12 Februari 2024   10:19 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melipat surat suara merupakan salah satu kegiatan dalam menghadapi Pemilu | cnbcindonesia.com

2. Memilih berdasarkan kekerabatan keluarga

Tidak bisa dipungkiri bahwa kekerabatan keluarga menjadi argumentasi tersendiri bagi sebagian besar pemilih di Indonesia dalam menentukan pilihannya. Para calon anggota DPR, DPD, DPRD, pengurus partai politik bahkan tim pemenangan pasangan calon pun menyadari bahwa hubungan kekerabatan menjadi potensi yang wajib dirawat dan dikelola sebagai modal awal dalam mengarungi tahapan Pemilu. Tidak jarang pula kekerabatan keluarga dijadikan parameter dalam merekrut personil tim pemenangan.

Hanya saja, kekerabatan keluarga dapat berubah arah menjadi pemicu perselisihan dalam keluarga apabila ada anggota keluarga yang tidak memilih saudara atau kerabatnya.

3. Voters memilih berdasarkan ketokohan dan popularitas

Ada voters yang mengabaikan kelemahan calon tertentu secara politik hanya karena memiliki daya tarik ketokohan serta popularitas. Selain itu, citra yang bersifat family man menjadi alasan lainnya. Dalam kontek ini, voters terkesan menutup mata terhadap indikator politik dalam mempertimbangkan pilihannya.

Tidak saja ketokohan calon tetapi ketokohan dari tim pemenangan serta pengurus partai politik yang mungkin tidak mencalonkan sangat berpengaruh bagi seseorang dalam memilih. Ada juga pemilih terpengaruh untuk memilih karena idolanya menjadi pendukung si calon atau sang idola, misalnya seorang sosialita tetiba menjadi caleg, tanpa ada argumentasi logis yang dapat diperdebatkan. Itulah realitasnya.

Alangkah berkualitasnya apabila pemilih tidak saja mempertimbangkan factor pengaruh, popularitas dan ketokohan seseorang tetapi juga mampu melihat track record  serta prestasi yang bersangkutan selama ini.

4. Pemilih yang mengedepankan faktor balas jasa

Hidup harus saling bergandengan tangan. Tiada satupun manusia yang dapat hidup sendiri. Pasti membutuhkan bantuan dan dukungan dari sesama. Seorang teman atau seseorang lainnya yang pernah berbuat baik kepada kita, membantu kita, membantu keluarga atau sanak family kita saat dibutuhkan, maka dapat dipastikan ketika orang tersebut 'nyaleg', tingkat keterpilihannya di keluarga besar kita akan tinggi.

Demikian pula dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila ada individu atau organisasi yang berkontribusi pada kemajuan suatu komunitas masyarakat, kemungkinan keterpilihannya dalam masyarakat tersebut tinggi. Misalnya dalam periode sebelumnya, banyak aspirasi dari sebuah desa atau kecamatan yang berhasil diwujudkan karena kemampuan legislasi kebijakan seorang anggota DPR. Sehingga kemungkinan besar pada periode Pemilu berikutnya anggota DPR tersebut telah memiliki basis massa di wilayah tersebut.

Untuk memajukan kehidupannya, komunitas masyarakat harus mampu menpoisikan diri dan menawarkan bargaining politik untuk mendapat perhatian dari para stakeholder. Upaya yang lazim dilakukan salah satunya dengan mengarahkan dukungan politik kepada caleg yang memiliki komitmen pada komunitas masyarakat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun