Mohon tunggu...
Dennise Sihombing
Dennise Sihombing Mohon Tunggu... Administrasi - Fulltime Blogger

Panggil saya Dennise.Saya ibu dari Rachelle & Immanuelle.Saya suka berkhayal kadang yang agak nyeleneh,he...he...he...for info contact me: dennisesihombing@gmail.com WA : 087874482128

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Liburan Menyenangkan Bersama Click Kompasiana, Jelajah Cikarang Yuk

28 Februari 2023   09:48 Diperbarui: 11 Maret 2023   14:42 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aha happy deh aku. Tahu gak sih udah lama aku tidak naik angkot, ada 3-4 tahunan ya. Nah, kemarin itu mencarter angkot untuk menemani perjalanan kami. Tempat pertama yang didatangi adalah Cagar Budaya Saung Ranggon. Terletak di Cikedokan, Cikarang Barat. 

Cukup jauh ya tempatnya, ada 60 menitan. Namun hal itu tidak membosankan karena sepanjang jalan kami bisa ngobrol, tawa ngakak dan tentunya melihat pemandangan yang sudah jarang ditemui hamparan sawah, kebun, jalan kelok-kelok dan tentunya area pabrik. Cikarang memang terkenal ya dengan banyaknya pabrik ya.

Foto: saya & Bu Sri/dokpri
Foto: saya & Bu Sri/dokpri
Sesampainya kami di lokasi disambut ramah oleh bu Sri Mulyati. Wanita berusia 75 tahun bercerita tentang Saung Ranggon adalah peninggalan kerajaan Mataram yang ditemukan oleh Raden Abas pada abad 16. Saung ini  berbentuk rumah panggung ini masih terlihat kokoh dibangun dengan kayu ulin sehingga sampai sekarang masih terawat (tanpa rayap) dan disini untuk tempat menyimpan rempah-rempah dan alat senjata seperti pisau, bendo ataupun keris.

Ibu Sri yang merupakan turunan ke-6 Raden Abas berbagi cerita ada satu ruangan khusus untuk berdoa dimana pengunjung yang datang bisa berdoa meminta seperti rejeki, keberuntungan maupun jodoh. Nah tentunya sebelum datang kesana menyampaikan dulu maksud dan tujuannya kepada Ibu Sri selaku juru kunci

Foto: ruang berdo'a/dokpri      
Foto: ruang berdo'a/dokpri      

Disamping ruangan tempat berdoa ada juga satu ruangan khusus untuk benda bersejarah yang tetap dirawat (termasuk dimandikan seperti keris) ada bendo-bendo (pisau besar zaman abad 16) dan aneka keris. Nah puas kami bertanya tentang sejarah Saung Ranggon kamipun pamit pulang pada Ibu Sri menuju lokasi ke-2, JelajahCikarang.

Foto: Click Kompasiana
Foto: Click Kompasiana

Taman Buaya Serang Baru Bekasi

Masih semangat 45 rombongan Click Kompasiana menuju Taman Buaya. Namun sebelumnya kami isi bensin dulu di rumah makan padang. 

Harganya cukup murah hanya Rp 16.000/ porsi untuk menu nasi rendang maupun ayam. Selesai menikmati makan siang kami melanjutkan naik angkot yang kami carter ke tempat Buaya Darat eh bukan, tetapi Taman Buaya yang berlokasi di kabupaten Bekasi. 

Foto: saya & Kak Muthia/ dokpri
Foto: saya & Kak Muthia/ dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun