Aha happy deh aku. Tahu gak sih udah lama aku tidak naik angkot, ada 3-4 tahunan ya. Nah, kemarin itu mencarter angkot untuk menemani perjalanan kami. Tempat pertama yang didatangi adalah Cagar Budaya Saung Ranggon. Terletak di Cikedokan, Cikarang Barat.Â
Cukup jauh ya tempatnya, ada 60 menitan. Namun hal itu tidak membosankan karena sepanjang jalan kami bisa ngobrol, tawa ngakak dan tentunya melihat pemandangan yang sudah jarang ditemui hamparan sawah, kebun, jalan kelok-kelok dan tentunya area pabrik. Cikarang memang terkenal ya dengan banyaknya pabrik ya.
Ibu Sri yang merupakan turunan ke-6 Raden Abas berbagi cerita ada satu ruangan khusus untuk berdoa dimana pengunjung yang datang bisa berdoa meminta seperti rejeki, keberuntungan maupun jodoh. Nah tentunya sebelum datang kesana menyampaikan dulu maksud dan tujuannya kepada Ibu Sri selaku juru kunci
Disamping ruangan tempat berdoa ada juga satu ruangan khusus untuk benda bersejarah yang tetap dirawat (termasuk dimandikan seperti keris) ada bendo-bendo (pisau besar zaman abad 16) dan aneka keris. Nah puas kami bertanya tentang sejarah Saung Ranggon kamipun pamit pulang pada Ibu Sri menuju lokasi ke-2, JelajahCikarang.
Taman Buaya Serang Baru Bekasi
Masih semangat 45 rombongan Click Kompasiana menuju Taman Buaya. Namun sebelumnya kami isi bensin dulu di rumah makan padang.Â
Harganya cukup murah hanya Rp 16.000/ porsi untuk menu nasi rendang maupun ayam. Selesai menikmati makan siang kami melanjutkan naik angkot yang kami carter ke tempat Buaya Darat eh bukan, tetapi Taman Buaya yang berlokasi di kabupaten Bekasi.Â