Â
Kompasianer, asli enak....
Bumbu kunyitnya terasa tetapi tidak menyengat ya di lidah. Nikmatnya nasi kuning buatan dari Mama Na Lun Nio selain original bumbu asli, sambelnya juga enak. Ditambah lagi dengan telor dadarnya yang juga disajikan masih hangatttt....so untuk keseluruhan rasanya nikmat. Nilainya 9+ dong. Dan harganya terjangkau. Seporsinya hanya Rp 20.000, murah bingits dan enak.
                                                                 Â
Icip-icip NikmatÂ
Nah selesai makan berat untuk cuci mulut ci Elis menyuguhkan buah pepaya manis, matang dari kebun. Hmmm...segar. Tidak sampai disitu sebelum kami beranjak ci Elis meyuguhan kue Imlek seperti, kue keranjang (lebih dikenal dengan dodol China) Â lapis legit dan bika Ambon.
"Lapis legit ini selalu ada dalam moment Imlek. Semacam makanan wajiblah. Nah makna dari menikmati lapis legit ini diharapkan mendapatkan rejeki yang berlapis-lapis sedangkan kue keranjang yang teksturnya kenyal dan manis diharapkan setiap yang menikmati lebih erat lagi persaudaraan satu sama lain"
                                                               Â
Tak terasa waktu sudah menunjukan sekitar jam 2 sore. Dan rombongan KPK masih semangat 45 ketika diajak Mas Rahab jalan kaki  untuk mengunjungi Vihara Naca dan Buddhawa yang letaknya tidak begitu jauh dari vihara Buddha Tidur. Yang kusuka jalan ke vihara Naca (vihara ke-2 yang kami kunjungi) melewati kuburan Tionghoa. Klasik dan kokoh tidak ada kesan serem melewati kuburan ini. Bahkan aku sempat berfoto ria ketika melewati.