Nawang Wangi tersenyum tipis, hatinya terasa lebih ringan. Ia memandangi wajah nenek tua yang penuh keriput itu. “Kau benar. Mungkin aku terlalu lama terfokus pada apa yang benar atau salah, sampai lupa bahwa ada kebebasan dalam setiap pilihan yang kita buat.”
Nenek tua itu mengangguk lembut. “Hidup di dunia ini memang penuh tantangan, tapi di situlah kekuatannya. Kamu tak perlu takut membuat pilihan, Nak. Bahkan bidadari sepertimu pun berhak untuk menemukan kebahagiaan di sini.”
Nawang Wangi terdiam sesaat, menatap jauh ke arah sungai yang mengalir perlahan ketiika wanita tua ini berhasil menebak bahwa aku adalah bidadari. Diantara semua keraguan dan kebingungannya, Nawang Wangi menemukan keputusan yang ia cari. Dunia manusia mungkin penuh dengan keterbatasan, tetapi juga penuh dengan keindahan dan cinta dalam setiap detik yang dilalui dengan sadar dan penuh makna.
Ia tahu, pada akhirnya, ia akan tinggal. Bukan karena ia terpaksa, tetapi karena ia memilihnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H