Mohon tunggu...
raden kuswanto
raden kuswanto Mohon Tunggu... Buruh - saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

saya dilahirkan di sebuah pulau di timur indonesia. diberi nama raden kuswanto dibesarkan di ujung timur pulau jawa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Nol (0), Satu (1), dan Takhingga

13 Maret 2021   21:33 Diperbarui: 13 Maret 2021   23:35 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketakhinggan satu saat ini, diwaktu sekarang atau diwaktu yang sama dengan kita adalah karena kita tidak pernah mampu menggapai satu, ataupun menjadi satu karena kita masih terbatasi oleh ruang, walaupun disaat/waktu yang sama tetap saja, sebagai mahluk kita dibatasi oleh ruang. Sebagai manusia, jasad kita adalah ruang yang mematasi diri kita. Untuk menggapai satu maka kita harus keluar dari jasad ini. Katakanlah kita menguasai ilmu "ngrogo sukma" dimana ruh kita meninggalkan jasad kita, tetap saja kita masih terikat oleh waktu dan masih saja di dalam bumi yaitu ruang yang lebih besar. Masih saja kita di bawah langit, ruang yang menyelimuti bumi, masih dalam ruang galaksi, alam semesta dan seterusnya. Kita tidak mungkin menggapai satu karena banyaknya batasan akan ruang yang berlapis-lapis.

Ketakhinggaan satu (1) juga karena indra kita juga terbatas dalam mengenali / menerima respon. Jadi jangan pernah kita berharap untuk bisa melihat tuhan, mendengarkanNya, menyentuh. Semua itu adalah mustahil, dan bentuk takhingga akan tuhan untuk saat ini. Mungkin untuk menambah pemahanan akan hal ini bisa dibaca artikel saya yang berjudul "balada : menemani akal mencari tuhan", atau "balada : menemani akal memilih tuhan", dan juga "balada : menemani akal mengilustrasikan tuhan".

Takhingga() adalah bentuk lain dari satu (1) karena ketidak terbataskannya, karena tidak terikat oleh waktu dan tidak terikat oleh ruang. Atau karena kebesarannya maka ada disetiap ruang. Takhingga () juga bentuk lain dari satu (1) di masa depan. Dalam pandangan kita sebagai mahluk, bentuk lain dari satu (1) di masa depan adalah takhingga (), tak tergapai, tak tersentuh, tak bisa dihitung jumlahnya, atau sesuatu yang sangat besar. Kenapa seperti itu? Karena kita manusia terikat oleh waktu. Kita tidak bisa menerobos waktu, membuat jalan pintas untuk melewatinya. Maka sesuatu yang ada di masa depan adalah ketakhinggaan. Seiring waktu berjalan, maka takhingga itu akan menjadi satu(1), dan satu (1) saat ini akan menjadi nol(0). Semua itu terjadi dalam pandangan mahluk. Pada hakikatnya tidak ada yang berubah, satu tetaplah seperti itu sepanjang masa, itu adalah kekekalan akan satu(1). Allah subhanahu wa ta'ala itu kekal dan tidak pernah berubah.

Itulah nol(0), satu(1), dan takhingga() dalam pandangan saya, atau dalam konsep bilangan adalah siklus atau berputar. Jarak antara nol(0), satu(1), dan takhingga() pun sama. Tidak seperti dalam konsep bilangan linier, maka takhingga adalah sesuatu yang sangat berbeda. Nol(0), satu (1), dan takhingga() merujuk pada sesuatu yang sama, yaitu Allah subhanahu wa ta'ala. Dan dalam kaitannya dalam penyelesaian permasalahan mahluknya, semuanya akan terlihat maknanya. Berikut sekedar contoh

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Akar bersarang, akar 20 ditambah akar 20 dan seterusnya. Anggaplah bahwa akar 20 bersarang adalah permasalah hidup yang tak berujung / takhingga () yang sedang kita hadapi saat ini.

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Dan jawaban atas masalah tersebut masih belum kita ketahui. Katanlah jawaban atas masalah tersebut adalah x, maka akan jadi seperti ini

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Solusi dari permasalahan tak berujung atau permasalah takhingga adalah mengembalikannya kepada tuhan yang satu. Caranya dengan menjadikan akar 20 berpangkat satu. Yaitu dengan mengkuadratkan semuanya. Maka solusi dari masalah tersebut yang tidak kita ketahui menjadi berlipat, atau berpangkat dua, sedangkan di sisi lain kita tahu ada 20 sebagai masalah ditambah dengan x masalah lagi. Jika kita tulisan matematikanya akan seperti berikut.

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Hasilnya akan seperti ini

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Solusi dari permasalahan menjadi berlipat, kita temukan jumlah jawabanya ada 20 ditambah dengan permasalah tak berujung lagi yaitu x. Maka kalimat matematikanya menjadi seperti berikut.

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Sekarang kita fokus pada masalah yang jelas yaitu 20, kita tahu apa saja penyebab yang bisa menjadikan angka 20. Untuk menambah pemahan ini, membaca artikel saya yang berjudul tentang "mengenal tentang sistem operasi bilangan" mungkin bisa sedikit membantu. Berdasarkan artikel tersebut, bahwa penyebab jumlah dari 20 adalah sebagai berikut.

20 = 1 X 20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun