Akal : “Efeke piye Mas Kus?”
Mas Kus : “Yang belajar dunia saja menganggap bahwa agama itu hayalan saja, yang belajar agama saja menganggap yang lain tertipu oleh dunia ini tetapi dia sendiri tidak bisa menjelaskan bagaimana fenomena di dunia ini terjadi.”
Akal : “Padahal keduanya harus saling melengkapi. Tidak sempurna jika hanya salah satu saja.”
Mas Kus : “Betul! Membaca atau menghafal petunjuk dalam arti belajar agama saja tanpa mau mengenali alat dan bahan praktik dalam arti dunia dan isinya, kita akan sedikit kesulitan dalam merangkainya. Ada sesuatu yang tidak pas ketika dirangkai.”
Mas Kus : “Belajar dunia saja dan menganggap tidak ada kaitanya dengan agama, seperti merangkai alat dan bahan tanpa mengunakan petunjuk. Yang ada adalah merangkai sesuatu alat dan bahan dipaksakan.”
Akal : “Yang belajar dunia saja telah berhayal bahwa benda-benda mati itu bisa bergerak sendiri dan berkehendak.”
Mas Kus : “Yang belajar agama saja bertahan pada dalil yang menunjukkan hasil akhir, tanpa mau menjelaskan prosesnya. Padahal dengan mengetahui prosesnya maka sempurna imannya, sempurna pujian.”
Mas Kus : “Dan jawaban atas sesuatu yang hidup dan memulai segala sesuatu itu adalah TUHAN.”
Mas Kus : “Dialah tuhan Allah subhanahu wa ta’ala. Yang hidup dan tetap hidup. Yang memulai segala sesuatu di alam semesta ini dan tetap ada setelah segala sesuatu di alam semesta ini Dia akhiri.”
Akal : “Dialah subyek atas benda-benda mati itu semua, matahari, planet, bumi, metana, air, udara, hydrogen dan lain semuanya.”
Mas Kus : “Dialah Allah subhanahu wa ta’ala yang telah mengenalkan diriNya sendiri kepada para nabi dan rasulNya. Layaknya insiyur atau programmer yang menuliskan kode ke android untuk mengenalinya. Dimana insiyur itu diluar jangkauan android itu sendiri.”