Mas Kus : “Ngene Kal, anggap saja bahwa penelitian sampai ketemu terbentuknya asam amino dan lain-lain itu adalah tahap sampai ketemunya transistor atau resistor atau bahkan sampai ke hardware jadi satu ke cashing smartphone.”
Mas Kus : “Lalu kenapa simpulan diambil dengan bahwa transistor, resistor, microchip terbentuk dengan sendirinya, kemudian bertemu membentuk mainboard hingga membentuk hardware sampai ke cashing.”
Akal : “Iya! Kenapa simpulan diambil dengan melupakan jasa insiyur dibalik semua itu. Kenapa peran insiyur dihilangkan dan dilekatkan pada obyek benda-benda itu?”
Mas Kus : “Lalu smartphone tadi tiba-tiba saja hidup. Lagi-lagi peran insiyur yang menanamkan android atau semacamnya dihilangkan.”
Akal : “Pada kenyataannya, sebelum smartphone ada handphone, sebelum handphone ada radio. Kenapa simpulan bahwa itu semua ada dengan sendirinya dan berubah dengan sendirinya. Lagi-lagi insiyur ditiadakan.”
Mas Kus : “Hanya karena penelitinya datang belakang, dan sistem sudah berjalan, lalu menarik kesimpulan bahwa benda itu bergerak dengan sendirinya dan menempatkan bahwa subyek sekaligus obyek.”
Mas Kus : “Dengan begitu menjadi kacau dan rancau. Padahal barang yang diteliti itu adalah benda mati”
Menganggap bahwa benda mati itu bisa bergerak sendiri.
Menganggap bahwa benda mati mempunyai kehendak.
Menganggap bahwa benda mati itu berubah sendiri atau merubah dirinya sendiri bahkan sampai meledakkan dirinya sendiri dan berubah menjadi sesuatu yang baru.
Pada kenyataannya yang bergerak adalah yang hidup.