Memasuki usia kepala tiga, rasanya banyak hal yang berubah. Termasuk cara berolahraga.
Usia memang tidak bisa bohong, Meskipun umur 30-an masih terbilang cukup bugar secara fisik, tapi tetap tidak akan bisa menyamai performa saat usia kita masih 20-an.
Dulu, saat usia saya masih 20 tahunan, bisa dibilang intensitas olahraga yang saya lakukan cukup tinggi. Unit kegiatan beladiri di kampus yang saya ikuti mewajibkan diri untuk tetap menjaga kondisi fisik selalu prima.
Dalam seminggu, hampir setiap hari saya melakukan latihan fisik, seperti lari, latihan ketangkasan, dan latihan teknik. Fisik sedang dalam performa puncaknya, sehingga tidak terlalu banyak rasa lelah yang dirasakan.
Sekarang, semakin banyak tanggungan. Jika dulu cuma belajar dan kuliah, sekarang ada pekerjaan. Tak jarang pekerjaan pun menyita waktu kita seharian.
Belum lagi pekerjaan saya banyak berkutat di belakang meja. Gaya hidup kita secara keseluruhan juga mengarah kepada sedetary lifestyle, jarang melakukan aktivitas fisik secara langsung di luar ruangan. Hanya sesekali saya bisa pergi melakukan pengamatan di lapangan, itupun bisa dihitung jari dalam setahun.
Hal ini juga berpengaruh kepada intensitas olahraga. Terbatasnya waktu membuat olahraga jadi cukup sulit dilakukan. Pagi hari, waktunya sempit karena buru-buru masuk kerja, sore hari biasanya energi sudah lebih dulu terkuras di tempat kerja. Apalagi sekarang saya sudah jadi bapak-bapak.
Dari yang semula hampir setiap hari, saya hanya bisa mempertahankan rutinitas olahraga 2-3 kali dalam seminggu. Terkadang ditambah juga olahraga permainan seperti badminton.
Selain karena kesibukan, faktanya manusia pada usia di sekitar 30 tahunan umumnya mengalami penurunan kemampuan fisik, meskipun tidak signifikan.