Smartphone membuat kita dapat mengakses banyak hal secara instan. Hal ini menimbulkan perasaan takut kehilangan kesempatan untuk mendapatkan informasi, acara, atau pengalaman tertentu.
Kita sering sekali membolak-balik halaman Instagram untuk melihat informasi apa yang sedang tren. Padahal mungkin informasi itu tidak terlalu penting, tapi kita merasa kurang jika ketinggalan informasi terbaru.
Perasaan FOMO dan kecenderungan untuk terus selalu terhubung ini membuat kita terlalu banyak menghabiskan waktu bersama smartphone.
Sudah rugi waktu, berpeluang juga rugi secara mental. FOMO dapat memicu kecemasan berlebih, lelah, bahkan depresi.
 *****
Meski sulit hidup tanpa smartphone di era sekarang, bukan berarti cuma bisa pasrah. Sebagai pengguna, kita seharusnya bisa mengatur diri dan memilah mana fungsi yang penting dan mana yang tidak dari sebuah smartphone.
Jika belum bisa menjauh sepenuhnya, kita bisa memulai dari memahami kembali apa saja hal-hal penting yang harus dilakukan lewat smartphone dan mana yang tidak.
Tentu saja kebutuhan sangat tergantung pada preferensi individu. Seseorang yang menggunakan media sosial sebagai fasilitas dalam mencari nafkah tentu saja membutuhkan akses terhadap media sosial tersebut.
Dan satu hal lagi, kita harus selalu ingat bahwa kehidupan kita yang sebenarnya ada di lingkungan di sekitar kita. Minimalkan waktu kita bersama smartphone, dan usahakan untuk memaksimalkan waktu untuk hobi yang bermanfaat, keluarga, dan masyarakat sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H