Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist

Geologist | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tren 'Dumbphone', Mundur Selangkah Demi Kesehatan Mental

31 Juli 2024   21:38 Diperbarui: 31 Juli 2024   22:17 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dumbphone (Foto oleh Gylfi Gylfason dari Pexels)

Meski memiliki efek positif, terutama bagi ketergantungan kita terhadap smartphone, penggunaan dumbphone masih memiliki beberapa hal kontra.

Kita ambil contoh dalam kegiatan kita sehari-hari. Meski telah mengurangi screentime hingga Tingkat yang paling minimal, banyak urusan yang masih harus kita kerjakan dengan smarphone.

Seorang pekerja kantoran yang memerlukan akses terhadap dokumen-dokumen tertentu, tentu harus selalu rajin memantau aplikasi perpesanannya agar bisa dengan cepat merespon permintaan klien atau atasan.

Urusan perbankan yang mengharuskan kita mentransfer uang dengan cepat, pastinya membutuhkan smartphone untuk melakukannya.

Gaya hidup ini sudah melekat pada diri kita selama beberapa tahun belakangan, dan kemungkinan tidak akan bisa dengan mudah kita tinggalkan.

Meski begitu, keresahan terhadap kesehatan mental yang berhubungan dengan akses kita terhadap smartphone akan terus ada. Mungkin saja, tren penggunaan dumbphone ini akan terus berlanjut, atau bahkan jadi tren juga di negeri kita.

Sumber

https://tekno.kompas.com/read/2024/06/15/08020087/tren-baru-di-eropa-dan-amerika-ganti-smartpone-dengan-hp-bodoh-?page=all

 https://www.bbc.com/future/article/20240515-the-dumbphones-people-want-are-hard-to-find

 https://www.cnbc.com/2023/03/29/dumb-phones-are-on-the-rise-in-the-us-as-gen-z-limits-screen-time.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun