Pernah mendengar seseorang berbicara tanpa arah yang jelas? Rasanya seperti mendengarkan cerita yang tak pernah selesai. Inilah mengapa struktur itu penting.
Dua struktur yang paling efektif adalah:
- Problem-Solution-Benefit: Cocok untuk pitching ide. Mulai dengan menggambarkan masalah, tawarkan solusi, lalu jelaskan manfaatnya.
- What-So What-Now What: Ideal untuk memberikan feedback atau pembaruan. Jelaskan apa yang terjadi (what), mengapa itu penting (so what), dan apa langkah berikutnya (now what).
Contoh: "Saya melihat Anda sudah membuat draft laporan yang bagus (what), ini penting karena memberikan fondasi untuk presentasi kita nanti (so what). Tapi, akan lebih baik jika ditambahkan data visual agar lebih menarik (now what)."
Dengan struktur ini, pesan Anda akan lebih terarah dan mudah dipahami.
6. Tetap Fokus pada Hal yang Penting
Salah satu kesalahan umum saat berbicara spontan adalah memberikan terlalu banyak informasi yang tidak relevan. Alih-alih, fokuslah pada poin-poin utama yang ingin Anda sampaikan.
Tanyakan pada diri sendiri tiga hal ini sebelum berbicara:
- Apa yang perlu diketahui audiens saya?
- Bagaimana saya ingin mereka merasa?
- Apa yang saya ingin mereka lakukan setelah mendengar saya?
Jika Anda bisa menjawab ketiga pertanyaan ini, Anda sudah berada di jalur yang benar untuk menyampaikan pesan yang relevan dan berkesan.
Pitching: Seni Membujuk dalam 4 Kalimat
Pitching sering kali dianggap sulit, tapi sebenarnya bisa disederhanakan menjadi empat kalimat:
- "Bagaimana jika Anda bisa...?"
- "Sehingga Anda dapat..."
- "Sebagai contoh..."
- "Dan itu belum semuanya..."
Contoh: "Bagaimana jika Anda bisa kembali mengenang masa-masa indah bersama teman lama, sehingga Anda merasa lebih terhubung? Sebagai contoh, kami mengadakan reuni dengan aktivitas nostalgia seperti permainan dan makan malam bersama. Dan itu belum semuanya -- kami juga menyediakan sesi diskusi inspiratif dari pembicara hebat!"