Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kehidupan. Tanpa tubuh dan jiwa yang sehat, seseorang tidak dapat menjalankan kehidupan atau aktivitas dengan normal, sehingga setiap orang selalu mengupayakan supaya dirinya selalu dalam keadaan sehat. Salah satu yang dilakukan adalah melalui pengobatan sendiri atau dikenal dengan swamedikasi. Data dari World Health Organization dibanyak Negara sampai 80% episode sakit diobati sendiri oleh penderita dengan menggunakan obat tradisional maupun sintetis.
Dalam melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi untuk mengatasi keluhan atau penyakit yang dideritanya, masyarakat harus tau perihal obat yang akan digunakan. Obat merupakan semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh seluruh makhluk pada bagian dalam maupun bagian luar guna mencegah, meringankan, serta menyembuhkan suatu penyakit yang mana biasa dalam bentuk padat, cair maupun powder. Selain itu, dapat dimanfaatkan untuk mediagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan serta memelihara kesehatan. Oleh karena itu, sebelum menggunakan suatu obat, perlu diketahui sifat dan cara penggunaannya agar tepat, aman, dan rasional. Informasi tentang obat, dapat diperoleh dari etiket atau brosur obat yang menyertai obat tersebut. Peran obat sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat. Di kalangan masyarakat dikenal dua jenis obat yaitu obat sintetis dan obat tradisional.
Di era modern ini, dimana teknologi telah berkembang dengan pesat sehingga pembuatan obat-obatan lebih banyak menggunakna bahan kimia sehingga produksi serta penggunaan obat sintetik di kalangan masyarakat lebih sering terlihat. Meskipun demikian, masih ada kalangan masyarakat yang cukup banyak memiliki kesadaran untuk kembali ke alam (back to nature) dengan menggunakan obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman atau tumbuhan sebagai obat alternatif. Hal tersebut dikarenakan tidak jarang dalam mengkonsumsi obat sintetis justru menimbulkan alergi.
Obat tradisional menurut Undang-Undang No. 36 Th. 2009 (pasal 1 ayat 9) merupakan bahan atau ramuan bahna yang berasal dari tumbuhan, hewan mineral, sediaan sarian (galenik) maupun campuran dari bahan turun temurun yang telah digunakan dalam pengobatan serta diterapkan seusai dengan aturan yang berlaku di masyarakat. Sedangkan obat sintetis merupakan obat dengan bahan yang berasal dari bahan sintetis atau bahan alam yang diolah dengan modern yang biasanya digunakan serta dianjurkan dokter serta kalangan medis dalam mengobati suatu penyakit tertentu. Seperti yang diketahui bahwa obat sintetis ini kebanyakan setelah diuji memiliki efek samping terhadap tubuh walaupun hal tersebut bergantung pada kondisi tubuh masing-masing. Oleh karena itu, kembalinya banyak masyarakat yang memilih utnuk menggunakan obat tradisional sebagai obat alternatif sangatlah bagus, apalagi menggunakan bahan-bahan alam yang salah satunya berasal dari tumbuhan.
Kencur atau Kaempferia galanga merupakan salah satu tanaman yang sangat lumrah ditemui khususnya oleh masyarakat di Indonesia sehingga tidak sulit untuk menemukan tanaman ini karena salah satu jenis tumbuhan obat asli Indonesia serta banyak dibudidayakan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan pemanfaatannya. Hal ini dikarenakan penggunaannya masihlah terbatas sebagai salah satu bahan atau bumbu masakan, bahan makanan atau minuman walaupun begitu telah dikenal sejak dahulu kencur diolah menjadi suatu produk untuk digunakan sebagai obat tertentu. Namun, tahukah apa yang terkandung dalam tanaman kencur yang menyebabkan tanaman ini memiliki bannyak manfaat yang salah satunya sudah dikenal masyarakat? Simak kelanjutan pembahasan tanaman kencur ini.
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai tanaman kencur terutama kandungan senyawa yang memiliki berbagai manfaat, adapun klasifikasi dari tanamna kencur (Kaempferia galanga) sebagai berikut.
Kingdom       : Plantae
Subkingdom    : Phanerogame
Divisi          : Magnoliophyta
Subdivisi       : Spermatophyta
Kelas          : Monokotiledoneae