Lagipula aku juga sangsi. Apakah akan tetap ditugaskan ke sana atau tidak setelah peristiwa itu terjadi. Hanya doa dan doa yang bisa kupanjatkan untukmu.
Sampai suatu hari. Aku dikejutkan oleh pesan masuk darimu.
"Kak, ini aku. Maaf Kak baru bisa berkabar. Aku kesulitan sinyal. Kabarku baik kak. Karena saat kejadian itu aku sedang ada di Palu. Tapi keluarga di kampung yang kondisinya parah kak."
Sahabat,
Aku merasa lega sekali mendengar kabar darimuÂ
"Ya, Tuhan. Syukurlah kamu baik-baik saja," kataku.
"Iya, kak. Terima kasih. Berkat doa kakak juga. Jadi kapan kakak ke sini?" tanyamu.
"Mungkin tidak dalam waktu dekat ini. Karena situasi dan kondisi. Kalau pun tak ada penugasan. Rasanya aku akan tetap ke sana," kataku.
"Wah, senangnya."
 "Kutunggu di Mamuju. Eh, di Palu," katamu.
Aku tersenyum membaca pesanmu ini. Yang ternyata bukan pesan terakhir. (EP)