Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu, Guru Kehidupanku

17 November 2020   21:13 Diperbarui: 17 November 2020   21:18 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingat betul. Bagaimana ibu dengan sabar dan penuh cinta merawat bapak yang terkena stroke. Tidak secuil pun terlontar keluhan dari bibir ibu. Telaten sekali ibu merawat bapak sampai bapak tiada. Meski tak terucap. Aku tahu ibu merasa kehilangan. 

Dengan tegar ibu melepas kepergian bapak. Aku yang justru sempat limbung dan berkali-kali menangis. 

"Sudah jangan menangis terus. Nanti perjalanan bapak jadi berat karena ditangisi seperti ini," bisik ibu kala itu.

"Bagaimana aku tidak sedih, Bu? Waktuku untuk membahagiakan bapak masih terasa kurang. Apalagi aku sempat membenci bapak,"ujarku sambil tersedu.

 "Ambil hikmah dari semua kejadian ini. Jangan pernah membenci siapa pun. Terutama orang yang kita cintai. Pasangan yang kita pilih sendiri sebagai pendamping hidup. Baik atau buruk harus diterima. Selama kesalahan yang dilakukan bukan sesuatu yang fatal. Maafkan. Agar hatimu lapang."

Nasihat itu selalu kuingat betul. Tak akan pernah kulupakan sampai kapan pun. Meski kini ibu juga sudah menyusul bapak di alam keabadian. 

Terima kasih ibu. Kau adalah madrasah pertamaku. Hatimu seluas samudera. Aku bangga memiliki ibu sepertimu. Guru kehidupanku. (EP)

Catatan:

1. "Kamu kan tahu aku sukanya apa? Masa disuruh makan beginian. Aku enggak mau."

2. "Kamu (bapak) itu sudah seminggu enggak pulang. Tidak memberi uang belanja. Lho, kok tiba-tiba datang dengan marah-marah seperti ini. Coba mikirlah."

3. "Sudah jangan kebanyakan ngomong. Aku minta uangnya. Hutangku banyak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun