Saat sedang merapikan kulkas, eh saya menemukan sebungkus cumi yang teronggok di pojokan. Terselip di antara bungkusan lain.
"Wah, ternyata terselip satu. Pantas sedikit sekali hasilnya. Perasaan, saya membeli cumi lebih dari dua bungkus," kata saya dalam hati ketika beberapa waktu yang lalu membuat cumi sambal lado.
Rupanya terselip yang satu bungkus. Saya cari-cari tidak ketemu waktu itu. Nah, sekarang sudah ketemu mau diapakan cuminya? Pertanyaan yang berputar-putar di kepala. Karena tanggung, hanya satu bungkus.
Sempat bingung juga. Apalagi hari sudah siang. Mau keluar enggan. Lagi pula tukang sayur yang keliling sudah tak ada. Kalau masih ada kan bisa membeli cumi lagi biar lebih banyak.
Kalau sudah begini jadi mager istilah anak sekarang. Saya melongok bumbu dapur. Melihat ada bumbu apa saja di sana. Ternyata hanya ada bawang putih, bawang merah dan cabai. Hmmm, dengan bumbu yang ada ini diolah apa ya cumi tadi?
Jujur masih bingung. Karena tanggung. Tiba-tiba muncul ide untuk membuat sambal matah. Ahai, benar. Sambal matah. Saya kan pernah mencicipi sambal matah. Jadi tahulah rasanya. Enak.
Sambal matah merupakan sambal khas Pulau Dewata, Bali. Ketika kita makan sea food di restoran Bali. Maka sambal yang dijadikan pendamping adalah sambal matah ini.
Sambal yang ciri khas cabai dan bawangnya diiris-iris. Bukan diuleg seperti sambal-sambal pada umumnya.
Setelah mantap dengan pilihan menu sambal matah. Saya pun segera beranjak ke dapur untuk mengolah cumi temuan tadi.
Bahan-bahan yang saya siapkan adalah:Â
- Cumi
- Bawang merah
- Bawang putih
- CabaiÂ
- Bawang prei (pengganti daun jeruk)
Semua bahan tersebut lalu dicuci bersih. Cuminya direbus terlebih dulu supaya empuk. Kemudian semua jenis bawang yang sudah disiapkan iris-iris halus. Begitu pula cumi yang sudah dimasak tadi. Iris kecil-kecil.
Cara Membuat:
1 . Panaskan teflon yang sudah diisi minyak
2 . Tumis bawang merah dan bawang putihnya
3 . Kemudian masukkan irisan cabainya
4 . Tumis kembali
5 . Tambahkan minyak goreng sedikit demi sedikit
6 . Setelah itu masukkan irisan cuminyaÂ
7 . Aduk-aduk sampai rata
8 . Setelah agak matang, masukkan irisan bawang prei
9. Beri bumbu penyedap tanpa garam
10. Aduk sampai rata lalu tuang di atas piring
Trang tang. Cumi goreng sambal matah ala Denik siap disajikan. Mudah bukan? Kalau sudah jadi seperti ini senang juga melihatnya. Cuma untuk memulai masaknya itu loh suka malas.Â
Memang tidak selengkap sambal matah aslinya. Karena tidak ada sereh dan daun jeruk. Setidaknya sudah jadi masakan. Ini prestasi tersendiri. Mengingat bumbu yang ala kadarnya dan dalam posisi mager alias malas gerak.
Daripada teronggok saja di lemari es. Lebih bermanfaat bila sudah diolah. Begitu pemikiran saya. Masalah enak atau enggaknya urusan mburi kata orang Jawa.Â
"Enak nih. Rasanya pas. Cuminya juga enggak alot dan enggak empuk banget. Sedenglah. Pokoknya enak. Jadi pingin tambah makannya."
Komentar orang-orang di rumah bak juri lomba masak di televisi itu.
"Tambah aja. Nasinya juga masih banyak. Tapi sisakan sedikit saja cuminya. Jangan dihabiskan semua. Saya belum nyicipi soalnya," kata saya.
Weh, senang dong. Cumi goreng sambal matah ala saya laris manis. Yeaaah. Penasaran? Kuy cobain.(EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H