"Wah, ibu bawa-bawa tongsis."
"Iya, selalu. Kalau tak ada yang dimintai tolong tinggal keluarkan tongsis. Jadi tetap bisa mengabadikan momen di mana saja berada."
Kami pun seru-seruan bareng dengan tongsis ini. Setelah itu ber-say good bye seperti telah mengenal lama.
"Mampir ke rumah saya, Bu. Dekat sini kok."
Jika tidak ada acara lagi pada siang harinya tentu akan saya terima tawaran itu. Menarik dan ingin tahu juga seperti apa daerah sana.
"Terima kasih. Perjalanan ibu masih jauh. Sekitar dua jam lagi dari sini."
"Memangnya ibu pulang ke arah mana?"
"Ciledug ke sana lagi," sahut saya.
"Wah, jauh banget. Ibu naik sepeda?" tanya mereka hampir berbarengan.
Saya mengangguk sambil tersenyum.