Sedang asik berswafoto ada segerombolan anak-anak mengintip malu-malu. Sepertinya pulang berolahraga. Seorang dari mereka bergumam, "Sedang apa ibu itu di sana?" Karena suasananya sepi saya pun mendengar gumaman itu. Segera saya panggil mereka.
"Hei, kalian. Kemarilah. Ini tempat bersejarah loh!"
Malu-malu dengan saling dorong mereka mendekat. Saya tersenyum sambil menunjukkan pada mereka monumen yang baru saya lihat.
"Itu monumennya di sana. Monumen Palagan Lengkong namanya. Bekas terjadinya pertempuran antara tentara Indonesia dengan tentara Jepang tahun 1946."
Mereka menganggukkan kepala sambil mendekati monumen tersebut. Saya manfaatkan kesempatan tersebut dengan memberi penjelasan kepada mereka sebatas yang saya ketahui.
"Oh, jadi jalan Daan Mogot itu diambil dari nama pahlawan yang gugur di sini ya, Bu?" tanya salah seorang dari mereka.Â
"Benar. Tepatnya Mayor Elias Daniel Mogot."
"Saya sering mendengar nama jalan Daan Mogot. Tapi baru tahu ceritanya."
Saya tersenyum. Senang bisa berbagi pengetahuan kepada mereka. Kemudian saya ajak mereka berkeliling di sekitar sana. Melihat rumah yang penuh sejarah ini.Â
Usai menjadi pemandu dadakan, saya ajak mereka foto bersama. Mereka pun merasa girang. Suasana menjadi ramai dan seru begitu saya keluarkan tongkat narsis alias tongsis.