Ibu tersenyum sambil menuntunku ke kamar mandi untuk mencuci kaki dan tangan karena habis bermain di luar. Setelah itu ibu menyiapkan makanan untukku. Aku makan sambil menonton televisi. Sedangkan ibu mengurus adikku yang masih menyusui. Itu rutinitas kami sambil menunggu bapak pulang.
Esok harinya apa yang ibu katakan benar adanya. Bapak pulang membawa es krim cup rasa cokelat yang kuinginkan. Betapa senangnya hatiku.
"Kamu suka?"Â tanya bapak.
"Iya, Pak. Suka banget,"Â kataku.
Bapak tersenyum.
"Besok bapak belikan lagi. Doakan bapak sehat selalu biar bisa kerja terus ya, Nak."
Aku mengangguk sambil menikmati es krim yang dibelikan oleh bapak. Sejak itu setiap pulang kerja bapak selalu membawa es krim kesukaanku.
Sampai suatu ketika bapak jatuh sakit sehingga tidak berangkat kerja. Bapak memanggilku dari atas pembaringan.
"Iya, Pak. Ada apa?"Â tanyaku mendekati pembaringan bapak.
"Ini kamu beli sendiri es krimnya ya? Kamu bisa naik sepeda ke toko Baba Ong. Bapak biasa membelinya di sana. Kamu bisa pilih sendiri kalau bosan rasa cokelat,"Â kata bapak sambil menyodorkan lembaran uang kepadaku.
Hati kecilku jadi terharu melihat perhatian bapak. Aku tahu kondisi kami susah tetapi bapak berusaha menyenangkan anaknya. Pun dalam kondisi sakit seperti ini.