"Sesekali bolehlah menyenangkan diri sendiri."
Boleh saja. Dan sah-sah saja. Toh uang sendiri juga. Masalahnya kalau ada apa-apa dengan keluarga, kita juga yang repot. Karena kita tulang punggungnya.
Jadi ketika mendapat rezeki berlebih, THR ini contohnya. Harus pandai-pandai menyiasatinya. Tetap sisihkan untuk hal-hal tak terduga dikemudian hari. Selebihnya baru untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan diri sendiri tentunya. Karena ada yang lebih penting ketimbang ganti ponsel baru misalnya.
Berkeluarga
Kalau status demikian sudah jelas keperluannya. Untuk istri dan anak-anak. Terutama sekali anak-anak. Sebab semakin besar anak-anak kebutuhannya semakin banyak.
THR yang diterima sebaiknya dialokasikan untuk dana anak-anak. Tidak salah jika ingin digunakan untuk yang lain-lain. Tapi alangkah baiknya jika yang lain-lain itu bisa dipertimbangkan lagi.Â
Apalagi jika dalam keluarga ini ada tanggungjawab lain yakni mengurus orang tua yang sakit-sakitan. THR yang diterima harus benar-benar dimanfaatkan untuk keperluan orang tua yang tak terduga.Â
Bukan berarti kita tidak boleh happy-happy dengan THR yang kita terima. Boleh saja. Asal tetap menyisihkan untuk urusan yang sudah pasti tersebut. Urusan anak-anak dan orang tua.
Jangan berpikir, "Ah, nanti ya nanti. Urusan belakangan. Toh, masih ada gaji berikutnya. Sekarang nikmati yang ada."
Ups. Jangan meremehkan takdir. Yap, takdir. Sesuatu yang tidak bisa kita prediksi datangnya. Tiba-tiba ada kejadian buruk yang menimpa salah satu keluarga. Tak harus menunggu gajian toh untuk mengurus semua? Akan sedikit lega kalau ada dana yang sudah disisihkan dari THR. Sehingga tidak harus menganggu pos pengeluaran yang lain.Â