THR atau Tunjangan Hari Raya merupakan tiga kata yang paling dinantikan dalam kondisi seperti ini selain kata gajian. THR adalah hak seorang pekerja dari instansi tempat ia bekerja.Â
Besaran dan kapan waktunya THR diberikan sudah ada aturannya. Biasanya satu bulan gaji. Jadi menjelang hari raya pemasukan bulanan kita dua kali lipat. Yeaah..senang dong. Tetapi mengapa sesudah hari raya banyak yang mengeluh.Â
"Duh, akhir bulan masih jauh ya?" Dompet gue udah tipis nih."
"Uang segitu sudah habis, Bun? Kan Ayah sudah serahkan semua sama Bunda."
"Ayah kan lihat sendiri Bunda beli apa saja? Keperluan anak-anak. Kebutuhan pokok di rumah dan oleh-oleh untuk keluarga di kampung. Lebaran harga-harga naik semua Ayah. Jadi dapat THR ya tetap saja kurang."
Ups! Ini artinya ingin cepat-cepat gajian lagi. Padahal baru saja mendapat gaji dua kali lipat. Di mana coba salahnya? Kok bisa terjadi seperti itu?
Agar kejadian seperti itu tidak terulang. Rasanya perlu diingatkan cara mengelola THR yang baik. Ya, diingatkan. Karena untuk pengelolaan uang rasanya semua sudah memiliki cara masing-masing yang dianggap paling jitu.Â
Hanya saja suka khilaf atau kebablasan ketika mendapat rezeki berlebih. Untuk itu perlu diingatkan. Terutama berdasarkan status diri. Jangan sampai mereka yang sudah berstatus double merasa masih single. Sebab pengeluarannya sudah berbeda. Jadi tidak bisa disamakan.
Lalu seperti apa mengelola THR berdasarkan status diri itu? Berikut ini penjabaran secara singkatnya. Semoga bermanfaat:
Single