Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Jitu Menembus Ketatnya Pengawalan Wali Kota Surabaya Saat Berada di Jakarta

15 Oktober 2018   02:20 Diperbarui: 16 Oktober 2018   12:05 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya harus berlari sejenak memutar arah. Niat saya mencegat beliau didepan. Dan langsung memanggil beliau mengutarakan maksud saya. Jika ia mengetahui hal ini saya rasa beliau akan menanggapi. Tak mungkin diabaikan begitu saja. 

Berbeda jika mengekor di belakang atau di sampingnya. Yang akan merespon pengawalnya terlebih dulu. 

Syukurnya niat saya ini didukung oleh semesta. Pertama bentuk gedung perpustakaan yang melingkar, sehingga memudahkan saya mengambil jalan pintas. Kedua petugas di dekat tangga turun tidak terlalu banyak. Sehingga saya bisa langsug menerabas mencegat beliau. Begitu rombongan tiba langsung saja saya sapa beliau dan utarakan niat saya.

Dokpri
Dokpri
Dan ternyata benar. Beliau langsung menyambut saya dan meminta pengawalnya memotret kami. Yes! Betapa senangnya perasaan saya. Akhirnya bisa foto bersama beliau. Mudah bukan? Asal mau berupaya dan mencari cara, ada jalan bagi niat yang sudah tercetus di hati.

Norak ah! Bebas saja jika ada yang berpendapat seperti itu. Tapi bagi saya hal ini merupakan sesuatu yang berarti. Kisah dibalik foto bersama tersebut bisa menjadi cerita yang indah untuk dikenang bersama anak dan cucu. 

Lagi pula yang berebut ingin foto bersama beliau tak hanya kami para undangan biasa. Para tokoh dan pejabat yang menjadi tamu undangan pun melakukan hal yang sama. 

Bedanya. Mereka dengan mudah bisa foto bersama sebab nama dan wajah yang sudah dikenal. Sementara saya dan yang lain hanya rakyat biasa. Jadi dihalau begitu saja.

Maka perlu cara agar menjadi rakyat yang tak sembarang dihalau. Toh kita memiliki hak yang sama. Itu pendapat saya. Dan inilah cara saya. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun