Â
Ia membaca matamu yang tengah
memuntal tanya di balik rahasia penyair
mengancah relung samudra hikmah
tiap kenangan yang mengantri di dadamu
ia memejam kata yang gelisah di musim sepi
kala hujan dan gemuruh kian bermufakat gelap
membius waktu-waktu rawan sesap
air mata yang belum hendak binasa
ia merapal syair yang terbenam di ufuk
pandang tersembunyi kala pemiliknya
tahu kita hanya ingin membaca apa yang
tersisa dari sedikit rona pada berpulangnya senja
(Bojongsoang, 2018)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!