Mohon tunggu...
D. Hardi
D. Hardi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lahir di fiksiana sewaktu bulan terbelah dan sepoi angin mengembuskan sarin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Vakum Di Mata Sajak

10 April 2018   18:02 Diperbarui: 10 April 2018   18:04 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

VAKUM

 

apa yang kau tepis sedari waktu?

berdetak detik melipat wajah di kolong

kenangan yang tak letih-letihnya membakar abu

sedari mula jiwa-jiwa kantuk pergi berkelana

menafikan ihwal gravitasi

pada trotoar yang kelak tergusur

pesawat asing yang bertamasya

pertolongan pertama insulin

napas pispot

kekonyolan selebriti

warna-warni bendera bajak laut

gasal asmara

dan mesin-mesin

yang teratur mati saat senja membatasi laba

sebelum gelap merampas sunyi

perlahan kau tepis waktu dengan anganan kata

yang tragis bahwa kita melahirkan sajak epitaf 

untuk dibacakan sendiri

pagi-pagi sekali

MATA SAJAK

 

Ia membaca matamu yang tengah

memuntal tanya di balik rahasia penyair

mengancah relung samudra hikmah

tiap kenangan yang mengantri di dadamu

ia memejam kata yang gelisah di musim sepi

kala hujan dan gemuruh kian bermufakat gelap

membius waktu-waktu rawan sesap

air mata yang belum hendak binasa

ia merapal syair yang terbenam di ufuk

pandang tersembunyi kala pemiliknya

tahu kita hanya ingin membaca apa yang

tersisa dari sedikit rona pada berpulangnya senja

(Bojongsoang, 2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun