Mohon tunggu...
DENI HARYADI
DENI HARYADI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM : 55522120022 | Program Studi : Magister Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Jurusan : Akuntansi Perpajakan | Universitas : Universitas Mercu Buana | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Genealogi Transfer Pricing

12 Juni 2024   17:10 Diperbarui: 12 Juni 2024   17:12 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahap Ketidaksadaran: Motivasi Awal

Pada awalnya, perusahaan multinasional menggunakan transfer pricing tanpa sepenuhnya menyadari implikasi jangka panjangnya. Fokus utama mereka adalah efisiensi operasional dan pengukuran kinerja antar unit bisnis. Dalam tahap ini, transfer pricing adalah alat praktis untuk mencapai kebebasan negatif -- menghindari beban pajak yang tidak perlu dan memaksimalkan keuntungan melalui pengurangan biaya.

Evolusi Menuju Kesadaran: Optimalisasi Pajak dan Strategi Bisnis

Seiring berkembangnya kesadaran tentang perbedaan kebijakan pajak antar negara, perusahaan mulai menggunakan transfer pricing secara lebih strategis. Mereka menyadari bahwa dengan mengatur harga transfer, mereka dapat mengalihkan keuntungan ke yurisdiksi dengan tarif pajak lebih rendah, mengurangi beban pajak secara keseluruhan. Ini mencerminkan transisi menuju kebebasan positif -- kemampuan untuk mengontrol dan mengarahkan sumber daya sesuai dengan tujuan bisnis global mereka.

Kesadaran Penuh: Regulasi dan Etika

Dengan meningkatnya perhatian dari otoritas pajak dan regulator internasional, perusahaan mulai menyadari pentingnya mematuhi aturan harga transfer yang adil dan transparan. Inisiatif seperti Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) oleh OECD memperkenalkan regulasi ketat untuk mencegah penyalahgunaan transfer pricing. Pada tahap ini, perusahaan mencapai kesadaran penuh tentang dampak dan implikasi dari praktik mereka, menggabungkan kebebasan positif dengan tanggung jawab sosial dan kepatuhan terhadap regulasi.

Studi Kasus: Evolusi Praktik Transfer Pricing

Untuk memahami lebih lanjut, kita bisa melihat beberapa kasus nyata di mana perusahaan besar menggunakan transfer pricing sebagai alat strategis dan bagaimana mereka menyesuaikan praktik mereka seiring dengan perubahan regulasi dan peningkatan kesadaran sosial.

Transfer pricing, dalam kerangka teori libertarian Hayek tentang kebebasan negatif dan positif, adalah alat yang berkembang dari ketidaksadaran pragmatis menjadi strategi bisnis yang disadari sepenuhnya. Perusahaan awalnya menggunakan transfer pricing untuk menghindari beban pajak (kebebasan negatif), kemudian menyadari potensi optimalisasi (kebebasan positif), dan akhirnya beradaptasi dengan regulasi yang ketat untuk memastikan kepatuhan dan tanggung jawab sosial.

Dengan memahami genealoginya melalui lensa kebebasan Hayek, kita dapat melihat bagaimana transfer pricing telah berkembang menjadi praktik yang lebih kompleks dan diatur, mencerminkan evolusi dari kebebasan bisnis menuju kesadaran penuh akan implikasi globalnya.

Genealogi Transfer Pricing Berdasarkan Teori Kapitalisme Adam Smith

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun