Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mencoba Melepaskan Diri dari Ketergantungan Nikotin, Kenapa Tidak?

11 November 2017   14:05 Diperbarui: 13 November 2017   09:43 4658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya berdasarkan pertimbangan diatas yang sudah saya kemukakan, karena belum siapnya Indonesia dalam menghadapi PHK besar-besar yang diakibatkan tutupnya pabrik rokok. Serta berkurangnya pemasukan Negara dari cukai rokok. Adalah alasan yang logis, kenapa indonesia pada saat ini belum terlalu ketat dalam pembatasan produksi dan peredaran produk rokok.

Baiklah, dari pada kita menyalahkan produsen rokok dan Pemerintah dalam peredaran rokok selama ini di Indonesia, yang secara tidak langsung membuat kita menjadi perokok. Ada kalanya kita coba mengurangi ketergantungan kita sebagai perokok dari zat nikotin yang terdapat dalam rokok yang membuat kita merasa kecanduan karena efek nikotin itu sendiri.

Saya sendiri sebagai perokok, saat ini perlahan-lahan mulai mengurangi konsumsi rokok. Karena saya mulai berpikir. Di usia saya yang kini menginjak pertengahan 20-an, jika terus-terus-terusan mengkonsumsi rokok. Maka saya sudah membayangkan jika saya meneruskan kebiasaan saya ini dalam 20-30 tahun kedepan. Pada usia 50 tahunan pasti saya akan merasakan dampak dari kebiasaan saya disaat usia dewasa muda pada saat ini.

Bagi para perokok, memang sulit melepaskan diri dari ketergantungan nikotin yang terdapat pada rokok, termasuk saya sendiri. Karena untuk menghentikan kebiasaan merokok secara total, sulit rasanya. Akan tetapi mengurangi secara perlahan, tentu adalah solusi bagi kita para perokok untuk secara perlahan mengurangi ketergantungan zan nikotin yang terdapat pada rokok. Inilah kebiasaan-kebiasaan versi saya untuk menghilangkan kebiasaan mengkonsumsi rokok.

Kebiasaan mengunyah permen karet

Pernah kah para perokok merasakan pusing-pusing serta mual ketika beberapa hari kita mencoba berhenti merokok. Tenang saja, karena berdasarkan informasi dari Alm. Ayah saya yang seorang dokter. Itu tandanya tubuh mulai meregenerasi serta membuang racun-racun nikotin yang selama ini mengendap dalam tubuh kita. Sehingga pusing-pusing dan mual-mual tersebut merupakan tanda baik tubuh kita mulai meregenerasi dari dampak nikotin yang selama ini kita konsumsi.

Sebagai perokok yang mulai mengurangi konsumsi rokok, saya tentu pernah mengalami gejala tersebut. Hal yang saya lakukan adalah mengunyah permen karet, ketika gejala tersebut mulai datang. Perlu diketahui, sebelum saya mengurangi konsumsi rokok seperti saat ini. saya adalah perokok aktif, dan mulai menjadi perokok berat sejak tahun 2011. Saya mengkonsumsi 1 hingga 2 bungkus rokok setiap harinya.

Saat ini saya mulai bisa hanya mengkonsumsi rokok hanya 2 batang seharinya. Akan tetapi entah kenapa disaat nongkrong dan kongkow bersama teman. Terkadang habis juga 1 bungkus perharinya. Dan ujung-ujungnya menysal seperti cewe yang gagal diet hehehe.

Memang saya akui sulit untuk melepaskan kebiasaan merokok, apalagi jika sudah sangat ketagihan. Akan tetapi jika saya mulai pusing dan ingin kembali kepada kebiasaan awal saya merokok 1 bungkus perhari. Saya beli banyak permen karet dan saya mulai mengunyahnya jika rasa ingin merokok terus-terusan datang. Dan menurut saya cara ini cukup ampuh untuk mengatasi pusing-pusing dan mual yang disebabkan oleh keinginan merokok yang tak dapat terpenuhi.

Tetapi jangan terlalu banyak juga mengkonsumsi permen karet ya pembaca. Karena bisa merusak gigi juga jika kita terlalu berlebihan mengkonsumsinya.

Ngemil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun