Why? Kita sering penat melihat kamar/rumah yang berantakan dan berdalih sibuk tak punya waktu buat beresin semuanya. Yakin sibuk banget? Coba mari kita berfikir, jangan-jangan kamu cuman males atau jangan-jangan barang kamu yang kebanyakan, hayoo
Semakin banyak barang akan semakin banyak tenaga, uang, waktu yang kita keluarkan buat merawat, membersihkan dan menyimpan si barang. Nah semakin sedikit barang yang dipunya secara otomatis akan semakin sedikit waktu, uang dan tenaga yang dikeluarkan.Â
Tenaga, waktu dan uang yang kita punya bisa kita manfaatkan untuk berkreasi, menikmati waktu luang atau mungkin menjalankan hobi. Jadiii, ingat-ingat selalu ya, miliki yang perlu dimiliki saja (yang bermanfaat dan secukupnya).
-
Sedikit barang= lebih merdeka
Hampir sama dengan sedikit barang sedikit stres, bayangkan kita jalan-jalan hanya perlu membawa satu ransel saja, lebih simpel dan bebas kan? Gak perlu repot-repot bawa koper, nenteng tas dan masih gendong ransel, hah baru bayangin aja udah kerasa ribetnya.Â
Lagi-lagi biasakan punya barang yang perlu-perlu saja dan tentu saja secukupnya. Punya banyak barang lalu menyimpannya dalam konteiner/box saja bukanlah solusi, memang terlihat rapi tapi bayangkan saat kamu sendiri tidak ingat barang apa saja yang kamu simpan, diwaktu kamu menginginkan barang tersebut yang ada hanya membongkarnya lagi hingga barang yang kamu inginkan ketemu atau mungkin tidak kamu temukan sama sekali.
Minimalis mengajarkan kita untuk memiliki ruang gerak, barang kita ada untuk melayani kita bukan sebaliknya. Ketika tidak terikat dengan barang, kita bisa menikmati hidup, menjalin hubungan dengan orang lain, berpartisipasi dalam masyarakat, dan lebih terbuka untuk pengalaman baru.
Lepaskan keterikatan dengan barang
Menurut ajaran Zen dalam agama Budha, agar bisa merasakan kebahagiaan hakiki, kita harus mampu melepaskan ikatan dengan hal-hal duniawi. Eitss tapi kita tidak harus mencapai titik se ekstrem itu, tapi meneladani sikap tersebut akan sangat membantu dan mempermudah proses merapikan rumah kita.Â
Untuk menumbuhkan konsep ini kita butuh latihan hingga kita sadar, bahwa barang kita sebenarnya tidak begitu penting. Gak lucu kan kalau kita meninggal dan anak cucu kita membongkar rumah kita yang mereka temui hanya sekumpulan wadah plastik, buku catetan di masa sekolah, tumpukan struk belanjaan, baju-baju pudar di lemari atau barang-barang yang mereka anggap rongsokan. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit, yok bisa yoook
Jadilah penjaga pintu yang baik