“Kalau adik malu, nanti gak dapet teman terus. Adik harus berani menunjukkan diri adik. Untuk berteman itu perlu pengorbanan yaitu berkenalan. Demi mendapatkan teman kita harus berkenalan. Jangan takut sama berkenalan. Kita cuman takut sama Tuhan YME aja” jelasku
“oooh, oke, kak! Aku akan berkenalan”
Aku kembali beranjak dari tempat itu dan menuju toko roti, aku membeli beberapa roti untuk keluargaku dirumah. Angin berhembus sangat kencang, aku sudah mulai khawatir kalau akan terjadi badai.
“Haduuh, jangan hujan dulu ,dong!” keluhku
Tapi, takdir berkata lain, hujan deras menimpa badanku hingga basah kuyup. Yang seharusnya aku pulang jam 4 sore, sekarang malah pulang selepas magrib.
“Assalamualaikum” kataku sambal membuka pintu rumah
“Ya Allah, kamu basah kuyup, ayo handukan dulu, nanti masuk angina” kata Bunda sambal mengelap mukaku yang basah
“Udah, masuk angin Bun. Hatchii! Brrr…”
Aku sudah mandi dengan air hangat, tapi, entah kepalaku masih pusing ketika hendak turun kebawah. Bruuk!
Aku tersadar saat 5 menit pingsan. Aku sudah dibalut dengan kompresan air hangat dari Bunda. Kurasa aku terkena demam.
“Bun, ada kue didalam tasku, ambilah dan makan kubelikan khusus untuk kalian” kataku