“Lo gak bisa diam saja Gin, sampai kapan Lo seperti ini?”,
“Entahlah.. aku bisa apa?”,
“’NGOMONG!!’ Jangan diam.. ‘TERIAK!!’ Jangan berbisik ..”,
“enak banget ya ngomong gitu.. liat.. liat aku.. LIAT!!”,
“aku liat. Aku masih punya mata.”,
“BRARTI MATAMU BUTA!!”,
“hahahhahaha.. buta kok bisa liat..”,
“APA YANG KAU LIHAT? GAK LIHAT APA AKU SEPERTI INI?”,
“calm.. calm.. tenang sist..”,
“PERGI!! PERGI SAJA KAU!! KEHADIRANMU HANYA MEMBUATKU JENGKEL.. PERGI!!”
“Ok. Ok. Aku pergi. Tapi ku kan datang lagi. Ingat dengan kata-kataku tadi. Diammu hanya membuatmu jauh semakin jatuh. Dan satu hal yang pasti, tanpa kau sadari, kau kan membunuhku.. secara perlahan...”
Sepi kembali.. dia akhirnya pergi.. ach.. Tuhan apakah benar yang dikatakannya? Salahku apa? Lihat aku Tuhan.. aku butuh jawabanMu.. Tuhan.. TUHAN.. ach.. bahkan Engkau sendiripun sekarang diam.