Mohon tunggu...
Danny Hendarto
Danny Hendarto Mohon Tunggu... -

Aku adalah Aku, semua orang tahu itu.. wakakkakaka.. begitu tipis jarak antara kegilaan dan kejeniusan..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Write Me

6 Januari 2012   02:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:16 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Lo gak bisa diam saja Gin, sampai kapan Lo seperti ini?”,
“Entahlah.. aku bisa apa?”,

“’NGOMONG!!’ Jangan diam.. ‘TERIAK!!’ Jangan berbisik ..”,

“enak banget ya ngomong gitu.. liat.. liat aku.. LIAT!!”,

“aku liat. Aku masih punya mata.”,

“BRARTI MATAMU BUTA!!”,

“hahahhahaha.. buta kok bisa liat..”,

“APA YANG KAU LIHAT? GAK LIHAT APA AKU SEPERTI INI?”,

calm.. calm.. tenang sist..”,

“PERGI!! PERGI SAJA KAU!! KEHADIRANMU HANYA MEMBUATKU JENGKEL.. PERGI!!”

“Ok. Ok. Aku pergi. Tapi ku kan datang lagi. Ingat dengan kata-kataku tadi. Diammu hanya membuatmu jauh semakin jatuh. Dan satu hal yang pasti, tanpa kau sadari, kau kan membunuhku.. secara perlahan...”

Sepi kembali.. dia akhirnya pergi.. ach.. Tuhan apakah benar yang dikatakannya? Salahku apa? Lihat aku Tuhan.. aku butuh jawabanMu.. Tuhan.. TUHAN.. ach.. bahkan Engkau sendiripun sekarang diam.

Aku akhiri saja hidupku. Hidupku yang sudah tidak berarti lagi. Aku hanya seonggok daging yang bernyawa. Tak jauh beda dengan tumpukan daging dipasar, lebih baik mereka, mereka masih bisa menghasilkan uang, sedangkan aku? Mati saja aku.

“BODOH!!”,

“NGAPAIN LO DATANG LAGI?”,

“karena kamu akan melakukan tindakan bodoh!!”,

“apa pedulimu? Bukankah engkau senang kalo aku mati? Jadi aku tidak akan menyusahkanmu lagi?”,

heellloooo... wake up Gina.. mati bukan jawaban sist. Puaskan aku. Itu bisa membuatmu berarti”

“ach.. bull shit.. lo hanya mikirin diri lo sendiri!”,

“bukankah ketika aku puas lo juga akan terpuaskan dear? Not just us, inget gak ketika Andi, Rena, Maya, Juan mendengarkan tekun setiap dongeng yang kau ceritakan? Ingatkah Angelic, Anto, Oman, bahkan Dero yang badung, selalu menunggu goresan tintamu tuk hibur mereka? Meskipun suamimu memutuskan lidahmu, bukan berarti dia memutuskan imajimu, impianmu. Just let me out! Write me.. and catch your dream.
You right. Slama ini aku yang buta. Aku punya tangan, masih bisa menulis. I still can catch my dream. Meski tak bisa mendongeng lagi, aku bisa jadi penulis dongeng”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun