Mohon tunggu...
Della santika
Della santika Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Mencari ilmu,Belajar,Berbagi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Money

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Ibnu Khaldun

29 November 2019   10:15 Diperbarui: 29 November 2019   10:35 7784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi ibn khaldun, produksi bergantung kepada penawaran dan permintaan terhadap produk. Namun penawaran sendiri tergantung kepada jumlah produsen dan hasratnya untuk bekerja, demikian juga permintaan tergatung pada jumlah pembeli dan hasrat mereka untuk membeli. Terdiri atas :

a. Siklus populasi

Produksi ditentukan oleh populasi. Semakin banyak populasi, semakin banyak pula produksinya. Demikian juga, semakin besar populasi, semakin besar pula permintaannya terhadap pasar dan semakin besar produksinya.

b. Siklus keuangan publik

1). Pengeluaran pemerintah

Bagi Ibnu Khaldun, sisi pengeluaran publik sangat penting. Negara merupakan faktor produksi yang penting. Dengan pengeluarannya, negara meningkatkan produksi dan dengan pajaknya negara membuat produksi menjadi lesu

2). Perpajakan

Perekonomian yang makmur di awal suatu pemerintahan menghasilkan penerimaan pajak yang lebih tinggi dari tarif pajak yang lebih rendah, sementara perekonomian yang mengalami depresi akan menghasilkan penerimaan pajak yang lebih rendah dengan tarif yang lebih tinggi. Oleh karena itu, Ibnu Khaldun menganjurkan keadilan dalam perpajakan. Pajak yang adil sangat berpengaruh terhadap kemakmuran suatu negara.

Sumber :

Karim, Aditiawarman Azwar.201 .Sejarah pemikiran ekonomi islam.(Edisi ke-3). Jakarta:PT Raja grafindo persada

Ulum, Bahrul.2016.Kontribusi Ibnu Khaldun Terhadap Perkembangan Ekonomi Islam.(Hlm 23-27).Malang:Institut Agama Islam (IAI)Al-Qolam Gondanglegi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun