Mohon tunggu...
Delima Purnamasari
Delima Purnamasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa.

Kadang suka jadi akun curhat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Griffin Chapter 22 Retorika Aristoteles Terjemah dan Rangkuman

26 Oktober 2022   09:25 Diperbarui: 26 Oktober 2022   09:26 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

David Garrow, penulis biografi King, menyebut pidato itu "pencapaian retorika seumur hidup, bunyi keras pidato itu menyampaikan gerakan kekuatan moral kepada jutaan orang yang menyaksikan langsung di jaringan nasional". Tiga bukti retoris Aristoteles dapat membantu kita memahami bagaimana ia menjadikan pemisahan status quo sebagai opsi yang jelek untuk moral pendengar.

Bukti logis: Argumen yang Masuk Akal

Aristoteles berfokus pada dua bentuk logos yaitu enthymeme dan example. Dia menganggap enthymeme sebagai "bukti terkuat." Enthymeme sendiri hanyalah sebuah versi tidak lengkap dari silogisme deduktif formal. Sebagai ilustrasi, ahli logika membuat silogisme berikut dari salah satu alur pemikiran King:

Premis utama atau umum: Semua manusia diciptakan setara.

Premis minor atau spesifik: Saya manusia.

Kesimpulan: Saya setara dengan manusia lain.

Tipe enthymeme, meninggalkan premis yang sudah diterima oleh penonton yaitu : Semua manusia diciptakan setara. . . . Saya setara dengan manusia lain. Dengan gaya, enthymeme lebih artistik daripada argumen silogistik yang kaku.

Ahli retorika Lloyd Bitzer menyatakan Aristoteles punya alasan yang lebih besar bagi pembicara untuk menekan pernyataan premis bahwa pendengar sudah percaya.

Karena mereka diproduksi bersama oleh audiens, enthymeme secara alami mempersatukan pembicara dan audiens dan memberikan bukti sekuat mungkin. . . . Penonton itu sendiri membantu membangun bukti yang membujuknya.

Sebagian besar analisis retoris mencari enthymeme yang tertanam dalam satu atau dua baris teks. Dalam kasus "I Have a Dream," seluruh pidato adalah satu enthymeme raksasa. Jika logika pidato itu dinyatakan sebagai silogisme, alasannya akan menjadi sebagai berikut:

Premis utama: Tuhan akan memberikan hadiah jika tanpa kekerasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun