Hal lain yang lebih membuat kesal adalah kedudukan remot ketika menonton TV bersama keluarga. Benda ini terasa begitu sakral. Orang yang memegangnya adalah penguasa TV tersebut.
Berulangkali saya dan Kakak saya berebut remot. Saya yang seringkali kalah, tetapi tetap berserikeras maka akan mengganti saluran melalui tombol di TV.
Namun, Kakak saya dengan mudahnya bisa kembali mengubah saluran dengan remot yang di pegangnya. Perkara remot ini menjadi satu hal yang benar-benar bisa memicu pertikaian.
Tanpa remot, HP dan laptop jadi terkesan personal. Berbagai persoalan remot di atas hilang seketika. Dengan begitu, konten di dalamnya bisa dinikmati dengan nyaman dan menghibur saya sepenuhnya. Selamat tinggal remot!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI