Mohon tunggu...
delila idsaamara
delila idsaamara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Halo saya delila, mahasiswa semester 5 pendidikan biologi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengaruh Limbah Pada Ekosistem Di Sungai Jangkok

24 Desember 2024   21:47 Diperbarui: 24 Desember 2024   21:47 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Limbah yang menumpuk pada sungai jangkok (Source : Google)

Pendahuluan
Sungai Jangkok merupakan salah satu sungai terbesar dan terpenting di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang mengalir melalui sejumlah wilayah strategis, termasuk Ampenan, salah satu kawasan bersejarah di Kota Mataram. Sungai ini memiliki sumber air yang berasal dari kawasan pegunungan Rinjani, gunung tertinggi kedua di Indonesia, yang dikenal sebagai pusat cadangan air utama di Pulau Lombok. Dengan panjang aliran yang mencakup berbagai desa dan kecamatan, Sungai Jangkok menjadi urat nadi bagi aktivitas ekonomi, ekologi, dan sosial masyarakat sekitar.

Fungsi utama Sungai Jangkok mencakup berbagai aspek. Secara ekologis, sungai ini menyediakan pasokan air bagi kebutuhan domestik dan irigasi pertanian yang menopang aktivitas agraris masyarakat Lombok. Secara sosial dan budaya, sungai ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat, yang sering memanfaatkan sungai untuk berbagai aktivitas sehari-hari seperti mencuci, mandi, hingga sumber mata pencaharian melalui sektor perikanan tradisional. Di kawasan Ampenan, yang dikenal sebagai pelabuhan tua dan pusat perdagangan bersejarah, Sungai Jangkok juga berkontribusi terhadap perkembangan wilayah dari masa kolonial hingga era modern.

Namun, Sungai Jangkok saat ini menghadapi berbagai tantangan yang mengancam keberlanjutannya. Peningkatan jumlah penduduk, pembangunan infrastruktur, dan aktivitas domestik seringkali menyebabkan pencemaran air sungai. Limbah rumah tangga, sampah plastik, serta sedimentasi dari aktivitas di hulu menjadi masalah serius yang mengancam kualitas air dan ekosistem sungai. Selain itu, alih fungsi lahan di sekitar daerah aliran sungai (DAS) juga meningkatkan risiko bencana banjir pada musim hujan.

Melihat peran strategisnya, upaya perlindungan dan pengelolaan Sungai Jangkok harus menjadi prioritas bersama. Diperlukan langkah-langkah konkret seperti edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai, pengelolaan limbah yang lebih baik, hingga pelestarian hutan di wilayah hulu sungai. Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya, Sungai Jangkok diharapkan dapat tetap menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan bagi generasi sekarang dan masa depan.

Limbah yang menumpuk pada sungai jangkok (Source : Google)
Limbah yang menumpuk pada sungai jangkok (Source : Google)
Dampak Limbah pada Ekosistem Sungai Jangkok

Sungai Jangkok, sebagai salah satu sungai utama di Pulau Lombok, memiliki peran vital bagi ekosistem dan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan limbah menjadi isu serius yang mengancam kelestarian sungai ini. Limbah rumah tangga, limbah industri, dan limbah pertanian sering kali dibuang langsung ke aliran sungai tanpa melalui proses pengolahan yang memadai. Berikut adalah penjelasan mengenai dampak limbah di Sungai Jangkok dari berbagai aspek:

1. Dampak terhadap Kualitas Air
Pembuangan limbah ke Sungai Jangkok, seperti limbah domestik (air cucian, detergen, hingga sampah organik) dan limbah non-organik (plastik, logam berat), menyebabkan penurunan kualitas air. Hal ini meningkatkan kadar bahan kimia berbahaya, seperti fosfat dan nitrat, yang dapat mencemari sumber air. Akibatnya, air sungai menjadi tidak layak untuk konsumsi maupun kebutuhan sehari-hari, seperti mandi dan mencuci.

2. Gangguan pada Kehidupan Aquatik
Kehadiran limbah, terutama yang mengandung bahan kimia dan logam berat, sangat berbahaya bagi makhluk hidup di dalam sungai. Zat-zat beracun ini dapat merusak habitat ikan, serangga air, dan mikroorganisme. Penurunan populasi organisme ini tidak hanya mengganggu keseimbangan ekosistem, tetapi juga mengancam mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada perikanan.

3. Peningkatan Risiko Bencana Banjir
Sampah plastik dan material non-organik lainnya yang dibuang ke Sungai Jangkok sering kali menyumbat aliran air. Akibatnya, sedimentasi meningkat dan kapasitas sungai untuk menampung air hujan berkurang. Kondisi ini menyebabkan banjir, terutama saat musim hujan, yang merugikan masyarakat sekitar.

4. Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat
Limbah yang mencemari Sungai Jangkok juga berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Air yang terkontaminasi dapat menjadi sumber penyakit seperti diare, kolera, infeksi kulit, dan penyakit berbasis air lainnya. Hal ini diperburuk oleh kebiasaan masyarakat yang masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa pengolahan lebih lanjut.

5. Eutrofikasi
Limbah yang kaya akan nutrien, seperti limbah dari deterjen dan pupuk, dapat menyebabkan eutrofikasi, yaitu pertumbuhan berlebih alga di permukaan air. Alga yang terlalu banyak akan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air, mengurangi kadar oksigen terlarut, dan akhirnya menyebabkan kematian massal organisme air lainnya.

6. Kerusakan Ekosistem Secara Keseluruhan
Pencemaran limbah mengganggu rantai makanan di sungai. Organisme kecil yang menjadi makanan bagi ikan dan hewan air lainnya akan terancam punah. Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan ekosistem secara keseluruhan, yang dampaknya tidak hanya dirasakan di sungai tetapi juga pada lingkungan di sekitarnya.

7. Penurunan Estetika Lingkungan
Pencemaran limbah juga merusak keindahan alami Sungai Jangkok. Sampah yang menumpuk di sepanjang aliran sungai tidak hanya mencemari air, tetapi juga mengurangi daya tarik kawasan sungai sebagai bagian dari potensi wisata alam di Pulau Lombok.

Kegiatan membersihkan sampah di sungai jangkok (source : Google)
Kegiatan membersihkan sampah di sungai jangkok (source : Google)
Upaya Menanggulangi Pencemaran Limbah di Sungai Jangkok

Sungai Jangkok memiliki peran penting dalam mendukung kehidupan masyarakat sekitar. Namun, pencemaran limbah yang semakin meningkat memerlukan penanganan serius agar ekosistem sungai tetap lestari. Berikut adalah upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran limbah di Sungai Jangkok:

1. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga
    *    Penyediaan Tempat Sampah yang Memadai
Pemerintah dan masyarakat perlu menyediakan tempat sampah di sekitar kawasan sungai untuk mencegah pembuangan sampah langsung ke sungai.

    *    Penerapan Sistem Daur Ulang
Limbah organik dapat diolah menjadi kompos, sedangkan limbah anorganik seperti plastik dapat didaur ulang.

    *    Edukasi Masyarakat
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak negatif limbah terhadap sungai dan cara membuang sampah dengan benar sangat penting dilakukan.

2. Pengendalian Limbah Industri
    *    Penerapan Regulasi Ketat
Pemerintah harus menetapkan peraturan yang melarang pembuangan limbah industri langsung ke sungai dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggarnya.

    *    Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)
Industri di sekitar aliran sungai wajib memiliki IPAL untuk memastikan limbah yang dibuang sudah sesuai standar kualitas lingkungan.

3. Restorasi Daerah Aliran Sungai (DAS)
    *    Reboisasi di Hulu Sungai
Penanaman kembali pohon di wilayah hulu Sungai Jangkok dapat mencegah erosi dan sedimentasi, sekaligus meningkatkan kualitas air.

    *    Perbaikan Struktur Bantaran Sungai
Melakukan penguatan bantaran sungai untuk mengurangi risiko longsor dan pendangkalan akibat sedimentasi.

4. Pengelolaan Limbah Pertanian
    *    Penggunaan Pupuk Organik
Mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat mencemari air dan menggantinya dengan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan.

    *    Pelatihan Petani
Memberikan pelatihan kepada petani tentang cara pengelolaan limbah pertanian yang baik, seperti pembuatan bio-pestisida dari bahan alami.

5. Peningkatan Partisipasi Masyarakat
    *    Program Bersih Sungai
Mengadakan kegiatan gotong royong untuk membersihkan Sungai Jangkok secara berkala bersama masyarakat setempat.

    *    Komunitas Peduli Sungai
Membentuk komunitas peduli sungai yang bertugas memantau dan melaporkan kondisi sungai serta membantu menjaga kebersihannya.

6. Pemanfaatan Teknologi
    *    Pemasangan Jaring Sampah
Memasang jaring sampah di titik-titik strategis sungai untuk menangkap limbah sebelum terbawa lebih jauh.

    *    Monitoring Kualitas Air
Menggunakan teknologi sensor untuk memantau kualitas air secara real-time sehingga tindakan dapat segera diambil jika ditemukan pencemaran.

7. Kampanye dan Edukasi Lingkungan
    *    Sosialisasi ke Sekolah dan Komunitas Lokal
Edukasi kepada anak-anak sekolah dan komunitas lokal tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai.

    *    Kampanye Media Sosial
Memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya menjaga ekosistem Sungai Jangkok.

8. Kolaborasi Multisektoral
    *    Kerja Sama dengan Pemerintah dan Swasta
Melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah dalam pendanaan dan pelaksanaan program pengelolaan sungai.

    *    Penelitian dan Inovasi
Menggandeng akademisi untuk melakukan penelitian tentang teknologi pengelolaan limbah yang efektif dan efisien untuk diterapkan di Sungai Jangkok.

Dengan implementasi upaya ini secara konsisten dan kolaboratif, diharapkan pencemaran limbah di Sungai Jangkok dapat diminimalkan sehingga ekosistem sungai tetap terjaga dan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Kesimpulan

Sungai Jangkok memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sekitar, baik sebagai sumber air, pendukung sektor pertanian, maupun habitat bagi berbagai organisme. Namun, pencemaran limbah yang berasal dari aktivitas rumah tangga, industri, dan pertanian telah memberikan dampak serius terhadap ekosistem sungai. Limbah yang tidak dikelola dengan baik menyebabkan penurunan kualitas air, kematian biota sungai, eutrofikasi, pendangkalan, serta risiko kesehatan bagi manusia.

Kerusakan ekosistem di Sungai Jangkok juga memengaruhi keseimbangan lingkungan dan mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada sungai tersebut. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk menanggulangi pencemaran limbah, seperti edukasi masyarakat, penerapan regulasi yang ketat, pembangunan instalasi pengolahan limbah, dan restorasi daerah aliran sungai.

Dengan upaya yang terintegrasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya, pencemaran limbah di Sungai Jangkok dapat diminimalkan, sehingga sungai ini tetap mampu memberikan manfaat berkelanjutan bagi generasi saat ini dan mendatang. Menjaga kebersihan dan kelestarian Sungai Jangkok bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama demi ekosistem yang sehat dan lingkungan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun