Mohon tunggu...
Delicia
Delicia Mohon Tunggu... profesional -

GP, White Lily

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seperti Sebutir Permen Coklat di Dalam Mulut

1 Januari 2016   07:58 Diperbarui: 1 Januari 2016   08:41 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat itu aku mungkin tidak mengerti dan tak mampu melihat

Tapi sekarang ketika aku menoleh kembali, aku melihat betapa bodohnya aku saat itu

Tuhan ternyata disampingku dan Dia tersenyum, Kasihnya sabar menuntunku

 

Aku melayangkan mataku ke gunung, darimana datang pertolongan itu?

Tuhanlah penolongku, pencipta semesta

Takkan biarkan kakiku goyah

Tak terlelap sekejab, tak tertidur sedetik

Penjagaku Allah yang setia

Kasih Tuhan lebih dari segalanya

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun