Sementara air laut adalah air dari teluk Arab dan laut merah yang mengapit Saudi. Air laut inilah yang dikirim ke rumah-rumah. Tentunya setelah mengalami proses desalinasi.
Air laut inilah yang memenuhi 80 persen lebih kebutuhan air di Arab Saudi. Karena itu beberapa kampus di Arab Saudi selain intens melakukan riset tentang desalinasi air laut, negeri ini juga dikenal memiliki desalinator air laut terbesar di dunia.
Menurut reuters, Saudi memiliki 33 instalasi desalinator air laut. Instalasi desalinator terbesarnya ada di Di Kota Jubail. Kemampuan produksinya mencapai 1.4 Juta kubik air dalam sehari.
Air hasil desalinasi air laut inilah yang dikirim melalui pipa-pipa air di bawah tanah sepanjang 400 KM ke kota Riyadh. Untuk memenuhi kebutuhan air bagi 7 juta penduduk Riyadh. Disamping juga dikirim ke kota-kota lainnya di seluruh Saudi.
Karena itu ada yang menarik bila melihat cara orang Saudi membangun pemukiman-pemukiman baru.
Sebelum rumah-rumah didirikan, terlihat bila jalan untuk kendaraan sudah selesai dibangun. Lalu di samping jalan-jalan baru yang sudah diaspal, terlihat galian lubang-lubang memanjang yang cukup dalam. Sepertinya lubang memanjang itu bukan hanya untuk saluran kabel listrik, tapi saluran pipa air dari National Water Company Saudi Arabia atau Syarikah miyah al wathaniyah.
Bila dilihat lebih dekat ke bangunan yang akan didirikan, terlihat bila tempat persediaan air adalah bagian tidak terpisahkan dari sebuah rumah. Sebagaimana septic tank sebagai bagian tidak terpisahkan dari rumah-rumah di kompleks perumahan di Indonesia terkini, rancang bangun rumah di Riyadh terlihat dilengkapi lubang penyimpanan air yang cukup lebar dan dalam. Ke dalam lubang itulah nanti air bersih dari perusahaan air dialirkan. Sebelum nantinya didorong Jet Pum ke tanki air yang ada di atap rumah.
Kami tidak tahu berapa ukuran tanki air dibawah tanah itu. Hanya saja ketika tanki air bawah tanah di rumah kami tidak bisa lagi dicapai pipa air sehingga air tidak bisa mengalir ke rumah, butuh waktu hampir 9 jam untuk mengisi tanki itu. Meskipun air mengalir cukup deras dari pipa air berdiameter setengah dari panjang jari orang dewasa.
Selain dikenal sebagai wilayah sulit air, Saudi juga dikenal sebagai wilayah yang jarang ditemukan pohon-pohon hijau. Bila orang Indonesia menyebut gunung sebagai kumpulan pepohonan hijau menyegarkan, ini berbeda dengan Saudi. Gunung yang dalam bahasa Arab nya disebut sebagai Jabal, bukan kumpulan pohon tapi kumpulan batu cadas dan keras.
Namun seperti berhasil mengatasi kelangkaan air bersih, Saudi juga sepertinya sedang berupaya mengatai kelangkaan tanaman hijau. Saudi sedang berusaha membudi dayakan tumbuhan hijau selain pohon kurma. Utamanya tumbuhan untuk sayuran dan buah-buahan. Â
Seperti ketika waktu lalu kami diajak berkunjung ke sebuah ladang budi daya strawberry. Tumbuhan yang di Indonesia biasa ditemukan di dataran tinggi yang dingin seperti Cipanas, Puncak ternyata bisa tumbuh di tengah gurun yang panas.