Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Arab Saudi dan Kesultanan Ottoman Turki

25 Juni 2023   14:30 Diperbarui: 25 Juni 2023   14:59 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belanda memaksa orang Indonesia menanam komoditi yang menjadi incaran perdagangan internasional. Seperti teh, gula dan kopi. Ketika tanam paksa berhasil, keuntungan dari tanam paksa itu dibawa ke Belanda untuk memperkaya mereka. 

Para pengkaji pasca kolonialisme tidak memasukan penguasaan ala Ottoman Turki terhadap Arab Saudi sebagai kolonialisme. Karena tidak ada perpindahan kapital dari negara yang dikuasai ke negara yang menguasai.

Baca juga;Diri'yyah dan Gap Imajinasi Muslim Indonesia

Mungkin karena tidak mempunyai riwayat kolonialisme Barat, ada hal yang berbeda dari Arab Saudi bila dibandingkan dengan negara-negara Arab atau teluk lainnya. Misalkan saja dalam pengenalan dan penguasaan bahasa asing.

Bagi negara-negara Arab seperti Mesir, Tunisia atau Aljazair,  masyarakatnya bukan hanya berbahasa Arab, tapi juga familiar dengan bahasa Prancis. Sebagai imbas dari penjajahan Prancis atas negara-negara tersebut.

Sehingga tidak aneh bila banyak kalangan menyarankan penguasaan bahasa Prancis bagi yang ingin mengerti dinamika di negara-negara tersebut.

Hal ini berbeda dengan situsi di Arab Saudi. Selain Bahasa Arab, tidak ada jejak adanya bahasa asing yang familiar dan digunakan di tengah masyarakat. Semuanya berbahasa Arab dengan berbagai dialek yang berbeda-beda.

Masyarakat kelas menengah yang fasih berbahasa Inggris, bukan hasil dari kolonialisme. Sebagaimana yang dialami India atau Malaysia yang dijajah Inggris. Tapi hasil kebijakan Kerajaan Arab Saudi yang mengirimkan anak-anak mudanya belajar ke Amerika.

Amerika style inilah juga yang menjadi pembeda Arab Saudi dengan negara-negara teluk atau Arab lainnya. Bila kebanyakan negara teluk atau Arab meniru sistem Eropa dalam menata negaranya, Arab Saudi lebih banyak meniru Amerika. Kecuali sistem politiknya.

Bila dirunut, Amerika minded Arab Saudi ini sepertinya berkaitan dengan pengelolaan minyak di Arab Saudi pada masa awal.

Setelah mendeklarasikan berdirinya Arab Saudi modern, Raja Abdul Aziz melihat air sebagai variable yang sangat penting untuk kesejahteraan warganya. Air akan mendorong pertanian dan perternakan. Maka dimulailah pencarian akan sumber air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun