Di Indonesia, ini seperti varian sub bahasa pada bahasa daerah. Bahasa Sunda yang berlaku di Priangan Timur, berbeda dengan Priangan Barat atau Cirebon. "Maneh" yang dianggap kasar bagi orang Bandung, bisa menjadi kata biasa bagi orang Cirebon.
Kembali ke Bahasa Arab "Fushah" dan Bahasa Arab "Aamiyah."
Bahasa Arab "Aamiyah" itu nyata dalam kehidupan sehari-hari orang Arab Saudi. Sementara Arab"Fushah" Â adalah Bahasa yang dipelajari orang Indonesia. Karenanya orang Indonesia yang nilai Bahasa Arab nya mumtaz (very good) sekalipun, tidak otomatis bisa berkomunikasi dengan orang Arab Saudi dengan lancar. Masih membutuhkan waktu untuk adaptasi.
Baca juga;
Hal itu yang kerap dialami orang-orang Indonesia yang datang dan mukim di Arab Saudi. Meski sudah mengerti kaidah Bahasa Arab, masih akan kelimpungan bila berbicara langsung dengan orang Arab.
Hal itu juga yang dialami secara pribadi ketika pertama kali ke Riyadh Ibu Kota Arab Saudi.
Karena mesti berangkat ke kantor Kedutaan yang cukup jauh dan belum memiliki mobil pribadi, maka Taxi adalah pilihan transportasi.
Baca juga;
Memahami Ayat dan Hadis Anti Perbudakan Melalui Dinamika Ketenagakerjaan Arab Saudi TerkiniÂ
Supaya tidak dirugikan, sebelum berangkat kami bertanya ke Istri dan teman-teman yang sudah lebih dahulu tinggal di Riyadh mengenai tarif taksi dari tempat kami tinggal ke Kedutaan.