Baca juga;
Shalat Jamaah di Masjid Arab Saudi
Diluar para pekerja kerah putih, Arab Saudi juga didatangi para blue collar. Para pekerja yang mencari kehidupan di sektor informal.
Seperti orang Pakistan dan Afghanistan yang banyak bekerja di sektor konstruksi, Bangladesh di sektor kebersihan, Philipina yang bekerja sebagai Baby Sister atau pelayan toko, India di bidang IT dan hampir ada di semua sektor. Tidak lupa tentunya Indonesia yang banyak bekerja sebagai asisten rumah tanga atau supir pribadi.
Meski mendatangkan pekerja asing, pemerintah Arab Saudi pada dasarnya sangat mengedepankan dan melindungi warganya. Pekerja asing menjadi pilihan ketika tidak ada warga lokal yang bisa mengerjakannya.
Baca juga;
China dan Peran Negara-Negara Islam Dalam Perundingan Damai Arab Saudi Dan IranÂ
MBS menerapkan kebijakan saudinisasi. Kewajiban kuota pekerja lokal. Setiap perusahaan yang merekrut pekerja asing, mesti mempersiapkan alokasi warga lokal. Karenanya Saudi berhasil menurunkan tingkat pengangguran.
Berbeda dengan kebijakan tenaga kerja asing di Indonesia akhir-akhir ini. Pemerintah tetap memakai pekerja China. Meski banyak warga lokal yang membutuhkan.
Hal menarik dari sistem ketenagakerjaan di Arab Saudi adalah perbedaan gaji antara pekerja lokal dan pekerja asing. Pada posisi yang sama, pekerja lokal bisa mendapat gaji lebih besar dibanding pekerja asing.
Baca juga;