Bila filsafat adalah berpikir yang dalam, setidaknya ada tiga cara filsafat ketika mendefinisikan agama.
Cara pertama adalah ketika filsafat merumuskan ideal-ideal sebuah agama. Menunjukan hal-hal yang seharusnya dan tidak seharusnya ada dalam agama.
Dalam cara ini, kita akan menemukan koreksi, bahkan juga mungkin refleksi bagi agama. Melalui filsafat, hal-hal lama yang terkubur dan kurang dieksplorasi dalam kehidupan manusia, diungkap kembali menjadi bahan renungan.
Sudah dipublikasikan sebelumnya di:
Umrah sebagai sebuah pengalaman keberagamaan
Pada titik inilah kita bisa memahami ungkapan bahwa tuhan sudah mati atau agama itu candu.
Bila ungkapan pertama mengingatkan bahwa keberagamaan jangan sampai menghilangkan daya progresif manusia, maka ungkapan kedua mengingatkan peran emansipatoris agama.
Sebagai sebuah koreksi, ada hal positif yang bisa digali dari kedua pandangan itu. Namun karena ada reduksionisme terhadap agama dan kehidupan, orang mesti cermat memandang dan menyikapinya.
Baca juga;;
Menonton Christiano Ronaldo di Riyadh
Karena bila kita tidak cermat, ada jebakan hilangnya keindahan hidup. Hidup akan menjadi kering karena dimensi beyond rationalisme atau alam immateri tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting.
Bila Marx melihat orang Haji atau Umrah, mungkin dia akan mengejek sebagai borjuis pelanggeng status quo. Ketika mereka kembali ke asalnya, mereka akan semakin kuat karena label Haji yang disandangnya.
Marx mungkin tidak akan percaya bahwa kolonial Belanda mesti melabeli Haji pada siapa saja yang sudah ke Mekkah. Untuk diwaspadai Karena merekalah yang menginisiasi perlawanan terhadap Belanda juga aktif melakukan transformasi sosial budaya di daerah asalnya.
Baca juga;
Asykar penjaga ketertiban masjidil haram dan lelaki arab
Kebalikan dari cara pertama, cara kedua memfungsikan filsafat sebagai juru penjelas agama. Filsafat tidak hanya memandang agama dari luar, tapi juga dari dalam. Karenanya bisa memberikan penjelasan secara filosofis tentang agama.
Di kalangan muslim, Imam Al-Ghazali adalah salah satu sosok yang mempunyai perspektif ini. Filosof, ilmuwan dan penggelut tasawuf ini, memandang bahwa tugas filsafat adalah memahami dan menjelaskan Agama. Bukan sebaliknya. Karena filsafat adalah panglima kehidupan manusia.
Panglima adalah orang yang sangat penting dalam sebuah kerajaan. Maju mundurnya kerajaan, bergantung pada panglima. Meski begitu, panglima berada dibawah Raja dan mesti mengikuti titah Raja.
Baca juga;
Hira Cultural District; Cara orang Saudi Arabia ke orang Indonesia
Begitu juga rasio dalam kehidupan. Posisinya vital dan tinggi. Namun ada yang lebih vital dan lebih tinggi dimana rasio mengabdi pada itu. Hal itu bisa orientasi hidup, bisa juga instuisi. Â
Ada banyak penjelasan filosofis atas Haji dan Umrah. Diantaranya adalah uraian Ali Syari'ati dalam bukunya, "Haji". Alumni Sorbonne Prancis ini, mempunyai penjelasan mendalam mengenai Haji.
Bagi Ali Syariati, Haji adalah drama kosmis kehidupan. Teater spiritual gambaran darimana kita hidup, bagaimana seharusnya kita hidup, halangan kehidupan, serta kemana akhir kehidupan.
Baca juga;
Bila dikaitkan dengan sains setidaknya ada tiga praktek Haji yang berkaitan. Ketiganya adalah wukuf di Arafah, Masy'aril atau Muzdhalifah dan Mina.
Berdiam diri di Arafah adalah gerakan pertama Haji. Dimulai pada tengah hari 9 Dzulhijah ketika matahari sedang memancarkan sinar teriknya.
Baik secara bahasa dan sejarah, Arafah berkaitan erat dengan Ilmu Pengetahuan.
Baca juga;
Masjid di Saudi Arabia dan orang-orang kelebihan berat badan
Arafah adalah tempat Adam dan Hawa bertemu setelah diturunkan dari surga. Pada pertemuan pertama di Arafah, Adam dan Hawa mengidentifikasi dirinya masing-masing. Sambil berupaya saling memahami. Kedua upaya itu tidak akan lahir bila tidak menggunakan Ilmu pengetauhuan.
Karena begitulah hakekat ilmu pengetahuan. Cara memahami diri sendiri juga sekitar. Karenanya bagi Ali Syari'ati, Bukit Arafah adalah bukit Ilmu Pengetahuan.
Arafah yang berarti jamak, mengartikan bahwa Ilmu pengetahaun memahami realitas tinggal namun dengan beragam perspekfif. Dilaksanakan siang hari, karena begitulah hakekat Ilmu Pengetahuan. Hubungan objektif yang sifatnya terang benderang.
Baca juga;
King Abdullah University of Science and Technology
Setelah Wukuf, dilaksanakanlah Masy'aril Haram atau Muzdhalifah. Bila Wukuf siang hari, maka Masy'aril dilaksanakan malam hari.
Masy'aril adalah fase kesadaran. Lanjutan dari kehidupan berilmu pengetahuan. Dilaksankan malam hari karena kesadaan lebih mudah diperoleh ketika berkontemplasi pada kegelapan di keheningan malam. Masy'aril adalah upaya subjektif manusia dengan berbagai pengetahuan yang dia peroleh.
Hubungan Arafah dan Masy'aril seperti manusia yang pada siang hari menelaah data dan faktia, kemudian malam hari berkontemplasi memaknai data dan fakta. Kesadaran akan tumbuh setelah manusia mempunyai pengetahuan.
Tuntas melaksanakan Masy'aril, orang bergerak ke Mina. Simbol cinta yang merupakan tahapan ideal kehidupan. Mina adalah tempat manusia bertemu Alah dan setan. Disinilah manusia mesti menetukan sikap. Apakah dia mengikuti Allah atau setan.
Adapun pandangan adalah pemisahan antara filsafat dan agama. Karena keduanya mempunyai pola berbeda. Seperti tercermin dalam figur Imanuel Kant
Meskipun Kant kritis terhadap lembaga keagamaan dan pentingnya Agama bagi kehidupan, Kant seperti membatasi diri. Tidak terlalu jauh menggunakan rasioalisme untuk memahami Agama.
Seperti ketika menjawab tuntutan bukti keberadaan Tuhan secara rasional. Menurut Kant, Tuhan itu ada dan pikiran manusia tidak akan pernah bisa menunjukan keberadaan Tuhan. Bila ada yang mengaku bertemu dengan Tuhan, orang itu sebenarnya tidak tahu apakah yang ditemuinya itu Tuhan atau bukan.
"I had to deny knowledge in order to make room for faith," begitu kata Kant.
Bila mencerna dua pandangan terakhir, disinilah kita bisa membaca kembali uraian William James tentang agama dan pengalaman keberagamaan.
Ketimbang menempatkan agama dan keberagamaan sebagai objek yang mesti dikritisi, James melihat keberagamaan sebagai objek yang mesti dimengerti. Keberagamaan sebagai sebuah pengalaman psikologis yang kerap sulit dijangkau secara rasional. Sangat personal dan beragam.
Dalam "The Varieties of Religious Experience" James menulis, "The feelings, acts, and experiences of individual in their solitude, so far as they apprehend themselves to stand in relation to whatever they may consider as divine."
Keberagamaan adalah seluruh perasaan, tindakan serta pengalaman individu manusia dalam kesendirian mereka, ketika mereka berhubungan dengan sesuatu yang mereka anggap illahiah atau yang maha suci.
Sebagai sebuah pengalaman individual, James menyebutkan bahwa orang akan menjalani pengalaman keberagamaan dengan penuh penghayatan, emosional dan juga bergairah. Bentuknya beragam serta sulit didefinisikan dengan kata-kata.
Ketika Umrah, kita akan melihat lelaki bermuka Eropa shalat. Namun berbeda dengan keumuman orang Eropa yang dikenal rasional, lelaki tersebut terlihat tersedu-sedu tanpa buatan ketika sujud. Hal yang juga terjadi pada Jamaah lain baik ketika mereka Shalat, Thawaf atau Sa'i.
Dalam Umrah juga kita akan melihat Jamaah sebuah negara dimana lelakinya berpegangan tangan erat mengelilingi perempuan. Bukan untuk mengekang perempuan, tapi untuk melindunginya. Mereka bergerak bersama menuju Ka'bah sambil mengucap talbiyah dengan wajah tertunduk dan kadang berlinang air mata.
Wajah yang tertunduk pasrah serta air mata yang bercucuran, seperti menjadi pandangan umum orang yang sedang Umrah.
Pengalaman keberagamaan itu sangat emosional. Karenanya jauh dari Makkah, ada banyak orang yang tidak bisa menerima ketika simbol-simbol keagamaan dipermainkan. Seperti ucapan Takbir dipelesetkan menjadi "Take Beer." Selain tidak menjadi lucu, keberagamaan itu sesuatu yang sangat emosional. Sensitif bila dipermainkan.
Pengalaman keberagamaan juga kerap membuat manusia menjadi lebih berenergi. Ketika Umrah, orang bergairah mengelilingi Ka'bah dan ingin mencapai Hajar Aswad. Meski harus berdesakan dengan orang berpostur tinggi dan kekar. Usai Umrah atau Haji, banyak yang bergairah lagi menjalani kehidupan yang kerap menyesakan. Bahkan beberapa diantaranya aktif melakukan gerakan transformasi masyarakat yang cukup radikal.
Lalu adakah yang bisa menjelaskan kenapa mereka seperti itu?
Seperti dikatakan sebelumnya, pengalaman keberagamaan itu sangat sulit diungkap dalam kata-kata. Karena sangat personal dan berbeda antara satu dan lainnya.
Kata-kata untuk mengekspresikan betapa mendalamnya Umrah mungkin bisa dicerna dari ucapan orang-orang yang sudah Umrah, tapi masih ingin datang lagi ke Baitullah. Mereka hanya bilang bahwa mereka rindu meliat Ka'bah. Meski biaya untuk mengunjungi Ka'bah terus naik dan perjalannya cukup jauh.
Meski mungkin tidak sepadan, gambaran kondisi Umrah bisa kita lihat pada tradisi mudik.
Setiap tahun menjelang lebaran, orang akan kembali ke kampung halamannya. Meski harus berhadapan dengan banyak halangan. Mulai dari biaya tol yang bertambah naik, harga BBM yang mahal, angka kecelakaan yang tinggi, kemacetan luar biasa, dan ketidaknyamanan selama perjalanan, orang akan tetap mudik. Berbagai usaha akan dilakukan untuk mudik.
Bila kembali ke kampung halaman saja dijalani dengan sepenuh hati dan mati-matian, lalu bagaimana dengan kembali ke Baitullah. Kampung halaman paling asal manusia, tempat Allah pertama kali menurunkan wahyunya.
Seseorang mengatakan, bahwa manusia bukan makluk dunia yang mempunyai pengalaman spiritual. Namun manusia adalah makhluk spiritual yang mempunyai pengalaman dunia.
Umrah adalah upaya untuk kembali ke asal menjadi makhluk spritual. Karena itu sangat berkesan dan dirindukan banyak orang namun sulit didefinisikan. Terlebih bagi orang yang sudah mengunjunginya.
Segala upaya akan dilakukan untuk mengunjunginya. Beberapa kalangan bahkan mengimajinasikan tentang beberapa tempat suci yang bila dikunjungi sebanyak 7 kali, sama dengan ke Baitullah. Saking ingin dan rindunya orang ke Baitullah. ***
Riyadh, 16 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H