Baca juga;
King Abdullah University of Science and Technology
Setelah Wukuf, dilaksanakanlah Masy'aril Haram atau Muzdhalifah. Bila Wukuf siang hari, maka Masy'aril dilaksanakan malam hari.
Masy'aril adalah fase kesadaran. Lanjutan dari kehidupan berilmu pengetahuan. Dilaksankan malam hari karena kesadaan lebih mudah diperoleh ketika berkontemplasi pada kegelapan di keheningan malam. Masy'aril adalah upaya subjektif manusia dengan berbagai pengetahuan yang dia peroleh.
Hubungan Arafah dan Masy'aril seperti manusia yang pada siang hari menelaah data dan faktia, kemudian malam hari berkontemplasi memaknai data dan fakta. Kesadaran akan tumbuh setelah manusia mempunyai pengetahuan.
Tuntas melaksanakan Masy'aril, orang bergerak ke Mina. Simbol cinta yang merupakan tahapan ideal kehidupan. Mina adalah tempat manusia bertemu Alah dan setan. Disinilah manusia mesti menetukan sikap. Apakah dia mengikuti Allah atau setan.
Adapun pandangan adalah pemisahan antara filsafat dan agama. Karena keduanya mempunyai pola berbeda. Seperti tercermin dalam figur Imanuel Kant
Meskipun Kant kritis terhadap lembaga keagamaan dan pentingnya Agama bagi kehidupan, Kant seperti membatasi diri. Tidak terlalu jauh menggunakan rasioalisme untuk memahami Agama.
Seperti ketika menjawab tuntutan bukti keberadaan Tuhan secara rasional. Menurut Kant, Tuhan itu ada dan pikiran manusia tidak akan pernah bisa menunjukan keberadaan Tuhan. Bila ada yang mengaku bertemu dengan Tuhan, orang itu sebenarnya tidak tahu apakah yang ditemuinya itu Tuhan atau bukan.
"I had to deny knowledge in order to make room for faith," begitu kata Kant.
Bila mencerna dua pandangan terakhir, disinilah kita bisa membaca kembali uraian William James tentang agama dan pengalaman keberagamaan.