Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

King Abdullah University for Science and Technology, KAUST

28 Maret 2022   18:09 Diperbarui: 28 Maret 2022   18:10 1873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Bahasa Arab, nama Universitasnya adalah "Jamiatul Malik Abdullah Lilulum Wattaqniyah". Sementara dalam Bahasa Inggris nama nya adalah "King Abdullah University for Science and Technology". Biasa disingkat dengan KAUST. Melalui nama terakhir inilah kampus di Saudi Arabia ini dikenal dunia. Komunitas orang Indonesia yang kuliah di kampus ini selain tergabung dalam PPMI Jedah, juga mendirikan komunitas bernama KAUSTINA. Situs KAUSTINA memberikan banyak informasi hidup dan kuliah di KAUST.

Nama Raja Abdullah sendiri merujuk kepada pendiri kampus ini, Abdullah bin Abdulaziz Al Saud. Raja Arab Saudi ke enam yang berkuasa dari tahun 2005 -- 2015. Namun de facto Raja Abdullah sudah memerintah Saudi Arabia sejak tahun 1995 ketika pendahulunya, Raja Fahd, sakit. Harapan Raja Abdullah terhadap berdirinya KAUST dipahat dalam prasasti juga dicantumkan dalam situs KAUST bahwa "KAUST shall be a beacon for peace, hope and reconcilliation, and shall serve the people of the Kingdom and the world"

Ketika mendirikan KAUST, Raja Abdullah terobsesi untuk membangun kembali Baitul Hikmah. Sebuah lembaga penelitian dan pendidikan pada masa kegemilangan umat Islam di abad pertengahan. Baitul Hikmah sendiri adalah simbol pesatnya pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi oleh umat Islam sebelum nantinya dihancurkan oleh bangsa Monggol yang menaklukan Baghdad.

Diantara peneliti di Baitul Hikmah yang hasil penelitiannya dirasakan sampai sekarang dan menjadi dasar berkembangnya dunia digital adalah Abu Ja'far Mohammed Ibn Musa. Pada abad modern ini, lebih dikenal dengan nama Al-Khawarizmi. Karena Abu Ja'far dilahirkan di Khawarizmi, sebuah tempat di Kishva wilayah Uzbekhistan sekarang.

Matematikawan dari Baitul Hikmah ini menuliskan karyanya dalam kitab berjudul "Al-Kitab Al-Mukhtasar Fil Hisab Al-Gabr wal Muqabala" yang sering disingkat dengan nama "Kitab Al-Mubala". Kata "Al-Gabr" dalam judul buku ini pada masa sekarang menjadi Al-Jabar. Bagian dari Matematika yang mesti dipelajari siswa-siswa di Indonesia dan seluruh dunia.

Dalam Bahasa Latin, karya Al-Khawarizmi ini diterjemah kan menjadi "Liber algebrae et almucabala". Lalu dalam bahasa Inggris, buku ini diterjemahkan menjadi "A Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing". Buku perihal perhitungan, penyelesaian dan keseimbangan. Dalam bahasa Jerman, buku ini dierjemahkan menjadi "Die Algebra, Kitab al-Gabr wal-Muqabala"

Karena obsesi Raja Abdullah inilah KAUST bukan hanya mengundang banyak pakar terkemuka dunia untuk menjadi pengajar, tapi juga mahasiswa internasional. Bila kita membuka website KAUST, mungkin hampir 95% Professor dan penanggung jawab laboratorium nya berwajah Eropa, Amerika dan Asia. Sedikit pengajar berwajah dan bernama Arab. Begitu juga dengan mahasiswanya.

Sebagaimana keumuman kampus negeri di Saudi Arabia, kita tidak akan menemukan biaya kuliah, gratis biaya pendaftaran untuk menjadi mahasiswa KAUST serta beasiswa Haji dan Umrah.

Namun berbeda dengan universitas-universitas di Saudi Arabia lainnya. KAUST tidak mewajibkan Mahasiswi ditemani muhram, membolehkan Mahasiswa tidak memakai penutup kapala asal berpakain rapih serta terbuka bagi non-muslim. Karenanya di KAUST bukan hanya mudah menemukan wajah-wajah berparas Barat, tetapi juga berwajah oriental dari China atau negara-negara Asia Timur.

Perbedaan lainnya adalah besaran beasiswa. Setiap yang diterima menjadi mahasiswa KAUST akan otomatis mendapat beasiswa antara $ 20.000 - $ 30.000 per tahun. Disesuaikan dengan jenjang dan progress studi dan angka ini diluar beasiswa untuk program Post-Doctoral. Angka ini bukan hanya tertinggi di Saudi Arabia, bahkan mungkin dunia. Hanya berbeda sedikit dengan negara-negara Skandinavia yang dikenal kerap memberikan beasiswa yang cukup tinggi untuk mahasiswa Ph.D.

Hanya saja bila ditotal, sepertinya beasiswa di KAUST tetap yang tertinggi. Selain uang beasiswanya bebas pajak, biaya hidup di Saudi yang lebih rendah dibanding negara-negara Skandinavia. Apalagi KAUST juga menyiapkan "Relocation Support". KAUST tidak hanya memberikan tiket pesawat PP bagi penerima mahasiswa, tapi juga keluarganya. Bila suami/istri penerima beasiswa ikut ke KAUST, disediakan pekerjaan. Begitu juga dengan anak-anak.

Selain itu juga disediakan sekolah gratis bagi anak-anak mahasiswa KAUST. Adapun pilihan akomodasi nya tergantung kondisi. Bisa meminta rumah bila memang memboyong keluarga, bisa juga apartemen bila untuk sendiri. Detail lainnya yang mungkin kecil tapi sangat menarik adalah fasilitas laptop McBook atau yang nilainya setara.

Bila melihat pada jenjang studi yang ditawarkan, KAUST ini seperti UIII atau Universitas Islam Indonesia Internasional. Seperti juga UIII, KAUST hanya menawarkan jenjang studi untuk S2 dan S3 saja. Hanya saja KAUST dikenal sebagai kampus dengan dana abadi terbesar kedua di dunia setelah Harvard, yaitu US$ 20 Billion. Penulis sendiri belum mendapat informasi detail besaran alokasi APBN untuk UIII.

Sementara bila dilihat dari studi yang ditawarkan, maka KAUST ini seperti ITB di Indonesia. Keduanya sama-sama Perguruan Tinggi terbaik di negeri masing-masing bidang Sains. Karena fokus di bidang Sains, KAUST pun dikenal sebagai MIT, Massachusetts Instite of Technology, dari Timur Tengah.

Hanya saja ada perbedaan umur dan ranking dunia. ITB yang didirikan tahun 1959 menurut QS World University Ranking, berada di urutan 303. Sementara KAUST yang jauh lebih muda 50 tahun, didirikan tahun 2009, menurut QS World University Ranking ada di ranking 34.

Mungkin karena masih baru dan belum memiliki jenjang S1, dalam banyak kesempatan KAUST sendiri tidak begitu mempromosikan ranking dunianya. KAUST lebih sering mempromosikan kualitas riset, partner riset juga sarana prasarana riset. Karena nature index pada tahun 2020 menilai kualitas riset KAUST No 1 di Saudi Arabia dan No119 dunia, hasil riset KAUST adalah diantara 1% publikasi riset dunia yang kerap dikutip dan berpengaruh, KAUST dipercaya sebagai partner riset Formula 1 dan pemilik salah satu super komputer dunia.

Adapun bila kita lihat dari sisi lokasi kampus, maka KAUST ini seperti Universitas Padjadjaran di Jawa Barat.

Meskipun kerap disebut sebagai Unpad Bandung, namun lokasi kampus Unpad sendiri bukan di Bandung. Kampus nya jauh di pinggiran Bandung dan bahkan sudah masuk wilayah Kabupaten Sumedang. Jadi dalam banyak hal sebetulnya lebih cocok disebut Unpad Sumedang ketimbang Unpad Bandung.

Begitu juga KAUST. Meskipun disebut berada di Jeddah, namun yang dimaksud adalah Kota Thuwal yang menjadi bagian Provinsi Jeddah, bukan Makkah yang termasur itu. Raja Abdullah menyulap sebuah desa nelayan di pinggiran Laut Merah ini menjadi kampus dengan fasilitas yang serba wah. Jarak Thuwal ke Kota Makkah Ibu Kota Jeddah mashur itu cukup jauh. Sekitar 90 KM. Meski begitu, KAUST tidak hanya menyediakan bus gratis sebagai transportasi ke Kota Thuwal, tapi juga menyediakan bus gratis untuk berangkat Umrah dan Haji ke Makkah.

Namun sebetulnya yang menarik dari KAUST bukan hanya pada segala fasilitas dan keseriusannya membangun riset berskala internasional, tapi letak kampus yang ada di tanah suci. KAUST ada di wilayah yang sangat berdekatan dengan Makkah dan Madinah. Dua kota tempat dijalankannya ritual suci bagi umat Islam, Haji.  

Untuk melihat betapa erat kaitan KAUST sebagai tempat mengembangkan Sains dan Ibadah Haji, kita bisa merujuk pada paparan Ali Syari'ati tentang Haji. Dalam buku berjudul "Haji" Ali Syari'ati melihat ritual Haji dalam perspektif sangat filosofis sehingga bisa dicerna dan dijadikan rujukan berbagai kelompok Agama.

Ali Syari'ati sendiri melihat Haji sebagai sebuah drama kosmis kehidupan. Haji adalah teater spiritual yang merupakan manifestasi kehidupan manusia. Ibadah Haji menggambarkan darimana kita hidup, bagaimana seharusnya kita hidup, apa dan siapa saja halangan dalam kehidupan kita, dan kemana akhirnya hidup kita.

Setidaknya ada tiga praktek Ibadah Haji yang menurut Ali Syari'ati mempunyai kaitan erat dengan Sains dan Ilmu Pengetahuan. Ketiga praktek Haji itu adalah Wukuf di Arafah, Masy'aril atau Muzdhalifah dan Mina.

Menurut Ali Syariat, Wukuf di Arafah adalah gerakan pertama Haji. Dimulai pada tengah hari 9 Dzulhijjah. Orang berdiam diri di Arafah ketika matahari sedang memancarkan sinarnya yang terik.

Arafah secara bahasa dan sejarah berkaitan erat dengan Ilmu Pengetahuan. Arafah adalah tempat Adam dan Hawa bertemu pertama kali nya setelah diturunkah Allah dari surga. Dalam pertemuan pertama di Arafah lah Adam dan Hawa mengidentifikasi dirinya masing-masing sambil berupaya saling memahami diantara mereka berdua. Kedua upaya itu tidak akan lahir bila tidak memakai Ilmu Pengetahuan. Karena begitulah hakekat nya Ilmu Pengetahuan. Sebuah cara untuk memahami diri sendiri juga sekitar. Bukit Arafah adalah bukit Ilmu Pengetahuan.

Arafah yang berarti Jamak, mengartikan bahwa Ilmu Pengetahuan sebagai upaya untuk memahami realitas yang tinggal namun dengan beragam perspektif. Arafah dilaksanakan di siang hari, karena begitulah hakekat Ilmu Pengetahuan. Hubungan objektif yang sifatnya terang benderang.

Setelah melaksanakan Wukuf di Arafah, hal selanjutnya yang mesti dilakukan adalah Masy'aril Haram atau Muzdhalifah. Bila wukuf di Arafah dilaksanakan di siang hari, maka Masy'aril Haram dilaksanakan pada malam hari.

Masy'aril Haram adalah fase kesadaran. Fase lanjutan dari kehidupan berilmu pengetahuan. Dilaksanakan pada malam hari karena kesadaran akan lebih mudah diperoleh ketika kita berkontemplasi dalam kegelapan di keheningan malam. Masy'aril Haram adalah upaya subjektif manusia dengan berbagai pengetahuan yang dia peroleh.

Hubungan antara Arafah di siang hari dan Masy'aril Haram di malam hari adalah seperti manusia yang pada siang hari menelaah data dan fakta kemudian di malam hari berkontemplasi memaknai data dan fakta. Kesadaran akan tumbuh setelah orang mempunyai pengetahuan. 

Setelah tuntas melaksanakan Masy'aril Haram, orang lalu bergerak ke Mina. Mina adalah simbol cinta yang merupakan tahapan ideal kehidupan. Mina adalah tempat manusia bertemu Allah dan Setan dimana di Mina inilah manusia mesti menentukan sikap dirinya. Apakah dia mau mengikuti Jalan Allah atau Jalan Setan.

Mina adalah momen terjadinya pertempuran dalam kehidupan manusia. Simbol nya ada pada peristiwa lempar Jumrah. Peristiwa ketika orang membawa kerikil dan melakukan tiga kali lemparan batu sebagai tanda sedang melempar setan. Ketiganya adalah Jumrah Al-Ula, Al-Wustho dan Al-Uqba/Aqabah.

Jumrah Al-Ula adalah upaya manusia melempar berhala ketamakan yang kerap bersemayam dalam dirinya. Simbol dari ketamakan dalam kehidupan manusia adalah Firaun. Orang yang tidak pernah berhenti menahan hasrat dirinya. Jumrah Al-Ula adalah lawan terhadap Arafah. Karena orang yang kerap terkena penyakit tamak adalah orang yang berilmu pengetahuan (Arafah)

Jumrah Al-Wusto adalah upaya manusia melempar berhala pada diri sendiri yang bernama egoisme atau mementingkan diri sendiri. Simbol egoisme dari kehidupan manusia adalah Qarun. Orang yang terus menerus mementingkan dirinya sendiri dan hancur karena mementingkan dirinya sendiri. Jumrah Al-Wustho adalah lawan terhadap Masy'ar. Karena sisi negatif dari orang yang sudah sadar adalah egoisme.

Sementara Jumrah Al-Uqba adalah upaya manusia untuk memerangi berhala ketidak ikhlasan yang bersemayam dalam dirinya. Simbol dari ketidak ikhlasan adalah Bal'am. Seorang Ulama yang menggadaikan agamanya demi kepentingan duniawi. Ulama yang beribadah tapi tidak ikhlas. Jumrah Al-Uqba adalah lawan Mina. Karena sisi negatif dari orang yang mencinta adalah ketidak ikhlasan.

Bagi Ali Syari'ati, manusia sejati adalah manusia yang senantiasa berevolusi dari tahap pengetahuan (Arafah) ke tahap kesadaran (Masy'ar) menuju tahap cinta (Mina). Ketia tahap ini mesti dilakukan secara berurutan.

Karena bila orang hanya menjalani Arafah tidak mau Masy'ar atau Mina, maka dia hanya berpengetahuan. Kehidupannya akan menjadi materialistis dan Ilmiah. Namun semua berjalan tanpa spirit dan arah. Hasil akhirnya adalah penyakit akut krisis eksistensial.

Sementara bila Arafah didahului Masy'ar, maka jadinya adalah idealisme. Pikiran abstrak, metafisis tanpa pengetahuan. Dalam kehidupan beragama, Masy'ar tanpa Arafah adalah ketika orang mengikuti semua ajaran agama tapi enggan untuk memahami nya. Kesadaran tanpa diiringi dengan pengetahuan akan menjadikan manusia penuh dengan taklid dan autoritarionistik.

Dari ketiga ritual yang berkaitan erat dengan pengetahuan inilah Ali Syari'ati memunculkan karakter-karakter manusia lainnya, yaitu kelompok sufi, filosof, kebudayaan dan muslim.

Menurut Ali Syari'ati, dalam kehidupan manusia ada kelompok yang menjalankan kehidupan cinta saja. Mereka berasal dari Mina dan berhenti di Mina. Inilah kelompok-kelompok Sufi yang dikenal mengedepankan Mahabullah.

Kehidupan manusia juga diisi dengan filsafat, yaitu orang sudah bergerak dari Arafah dan mencapai Masy'ar, tapi tidak bergerak menuju Mina. Pengetahuannya dan kesadarannya sudah tumbuh, tapi tidak kunjung melakukan perubahan.

Pada sisi lain adalagi kelompok kebudayaan. Yaitu kelompok masyarakat yang berhenti di Arafah dan tidak melanjutkan hidupnya ke Masy'ar atau Mina. Mereka terbiasa melakukan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari namun tidak mau memahami atau mencintainya.

Hidup ideal manusia menurut Ali Syari'ati adalah Muslim, yaitu kelompok manusia yang bergerak dari Arafah, terus ke Masy'ar dan berakhir di Mina. Karenanya bagi Ali Syari'ati menjadi muslim itu bukanlah sesuatu yang mudah. Susah, karena ada banyak terminal yang mesti dilewati. Muslim adalah orang yang bisa menjadi sufi, bisa menjadi filosof dan juga berbudaya.

Jadi bayangkanlah anda belajar di KAUST. Setelah berbulan-bulan menekuni Sains, lalu berhaji. Di tengah kehidupan yang sangat mendewakan Ilmu Pengetahuan, kita seperti menjadi orang yang sudah superior karena menekuni Sains dan Ilmu Pengetahuan. Namun ketika berangkat Haji kita diingatkan bahwa kita belum menjadi manusia unggul apalagi selamat. Ilmu Pengetahuan baru pintu gerbang, belum semuanya. Ada hal lain yang mesti dilewati manusia setelah tekun mencari Ilmu. Manusia tidak otomatis superior hanya karena sudah diwisuda. Ada banyak terminal lain yang mesti kita raih supaya hidup kita bahagia dan selamat.

 

Juga sudah dipublikasikan oleh penulis yang sama di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun