Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

King Abdullah University for Science and Technology, KAUST

28 Maret 2022   18:09 Diperbarui: 28 Maret 2022   18:10 1873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara Jumrah Al-Uqba adalah upaya manusia untuk memerangi berhala ketidak ikhlasan yang bersemayam dalam dirinya. Simbol dari ketidak ikhlasan adalah Bal'am. Seorang Ulama yang menggadaikan agamanya demi kepentingan duniawi. Ulama yang beribadah tapi tidak ikhlas. Jumrah Al-Uqba adalah lawan Mina. Karena sisi negatif dari orang yang mencinta adalah ketidak ikhlasan.

Bagi Ali Syari'ati, manusia sejati adalah manusia yang senantiasa berevolusi dari tahap pengetahuan (Arafah) ke tahap kesadaran (Masy'ar) menuju tahap cinta (Mina). Ketia tahap ini mesti dilakukan secara berurutan.

Karena bila orang hanya menjalani Arafah tidak mau Masy'ar atau Mina, maka dia hanya berpengetahuan. Kehidupannya akan menjadi materialistis dan Ilmiah. Namun semua berjalan tanpa spirit dan arah. Hasil akhirnya adalah penyakit akut krisis eksistensial.

Sementara bila Arafah didahului Masy'ar, maka jadinya adalah idealisme. Pikiran abstrak, metafisis tanpa pengetahuan. Dalam kehidupan beragama, Masy'ar tanpa Arafah adalah ketika orang mengikuti semua ajaran agama tapi enggan untuk memahami nya. Kesadaran tanpa diiringi dengan pengetahuan akan menjadikan manusia penuh dengan taklid dan autoritarionistik.

Dari ketiga ritual yang berkaitan erat dengan pengetahuan inilah Ali Syari'ati memunculkan karakter-karakter manusia lainnya, yaitu kelompok sufi, filosof, kebudayaan dan muslim.

Menurut Ali Syari'ati, dalam kehidupan manusia ada kelompok yang menjalankan kehidupan cinta saja. Mereka berasal dari Mina dan berhenti di Mina. Inilah kelompok-kelompok Sufi yang dikenal mengedepankan Mahabullah.

Kehidupan manusia juga diisi dengan filsafat, yaitu orang sudah bergerak dari Arafah dan mencapai Masy'ar, tapi tidak bergerak menuju Mina. Pengetahuannya dan kesadarannya sudah tumbuh, tapi tidak kunjung melakukan perubahan.

Pada sisi lain adalagi kelompok kebudayaan. Yaitu kelompok masyarakat yang berhenti di Arafah dan tidak melanjutkan hidupnya ke Masy'ar atau Mina. Mereka terbiasa melakukan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari namun tidak mau memahami atau mencintainya.

Hidup ideal manusia menurut Ali Syari'ati adalah Muslim, yaitu kelompok manusia yang bergerak dari Arafah, terus ke Masy'ar dan berakhir di Mina. Karenanya bagi Ali Syari'ati menjadi muslim itu bukanlah sesuatu yang mudah. Susah, karena ada banyak terminal yang mesti dilewati. Muslim adalah orang yang bisa menjadi sufi, bisa menjadi filosof dan juga berbudaya.

Jadi bayangkanlah anda belajar di KAUST. Setelah berbulan-bulan menekuni Sains, lalu berhaji. Di tengah kehidupan yang sangat mendewakan Ilmu Pengetahuan, kita seperti menjadi orang yang sudah superior karena menekuni Sains dan Ilmu Pengetahuan. Namun ketika berangkat Haji kita diingatkan bahwa kita belum menjadi manusia unggul apalagi selamat. Ilmu Pengetahuan baru pintu gerbang, belum semuanya. Ada hal lain yang mesti dilewati manusia setelah tekun mencari Ilmu. Manusia tidak otomatis superior hanya karena sudah diwisuda. Ada banyak terminal lain yang mesti kita raih supaya hidup kita bahagia dan selamat.

www.kaust.edu.sa
www.kaust.edu.sa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun